REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyoroti tren sulitnya generasi muda untuk memiliki rumah. Menurutnya, hal itu terjadi karena harga rumah naik lebih cepat dibandingkan upah atau pendapatan.
“Kesenjangan antara pertumbuhan harga properti dan pendapatan menjadi penghambat utama,” kata Achmad dalam keterangannya, dikutip Sabtu (31/5/2025).
Achmad mengatakan, harga rumah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sedangkan pertumbuhan pendapatan tidaklah sebanding dengan tren peningkatan harga rumah.
“Harga rumah meningkat jauh lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan upah minimum atau gaji rata-rata pekerja muda, membuat mereka kesulitan untuk memenuhi uang muka atau cicilan bulanan rumah,” terangnya.
Di samping itu, Achmad menilai biaya hidup terus meningkat, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan pendidikan. Biaya-biaya itu pun mengurangi kemampuan anak-anak muda untuk menabung.
“Inflasi dan ketidakstabilan harga membuat sebagian besar pendapatan habis untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari,” ujar dia.
Achmad juga berpendapat, banyak anak muda yang bekerja di sektor informal atau ekonomi digital yang fleksibel, namun kurang stabil dari segi pendapatan. Sehingga mengalami kesulitan untuk meraih impian untuk, misalnya, mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR).
“Ketidakpastian pemasukan bulanan membuat mereka sulit memenuhi persyaratan administratif dalam pengajuan KPR, seperti bukti penghasilan tetap atau riwayat kredit yang baik,” kata dia.