Kamis 05 Feb 2015 14:55 WIB

BPS: Kebijakan Jokowi Ganggu Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Satria K Yudha/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sebesar 5,02 persen atau terjadi penurunan jika dibandingkan pada 2013 yang sebesar 5,58 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan ini salah satunya dipicu kebijakan pemerintah yang melakukan penghematan anggaran menjelang akhir tahun.  Pengeluaran konsumsi pemerintah tahun 2014 tercatat hanya tumbuh 1,98 persen. Sedangkan pada tahun 2013, laju pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 6,93 persen.

"Konsumsi pemerintah terjadi penurunan cukup drastis. Pertama karena daya serap anggaran rendah, lalu sebagian besar konsumsi pemerintah digunakan untuk membayar bunga utang. Dan juga ada penghematan seperti pengurangan perjalanan dinas dan rapat-rapat," kata Suryamin dalam sesi konferensi pers di kantornya, Kamis (5/2).

Selain itu, kebijakan kenaikan harga BBM yang dilakukan pada triwulan IV 2014 telah menghambat laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penyumbang terbesar.

"Konsumsi rumah tangga tertekan karena dipicu inflasi akibat BBM. Harga beberapa komoditi meningkat harganya," kata Suryamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement