Senin 02 Jun 2025 13:20 WIB

BPS: Ekspor Indonesia hingga April Tumbuh 6,65 Persen

Nilai ekspor nonmigas pada tercatat naik sebesar 7,68 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan nilai ekspor kumulatif periode Januari hingga April 2025 sebesar 87,36 miliar dolar AS atau naik 6,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 81,92 miliar dolar AS. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini mengatakan nilai ekspor nonmigas pada tercatat naik sebesar 7,68 persen dengan nilai 82,56 miliar dolar AS.

"Jika dilihat menurut sektor, peningkatan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan yang menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor nonmigas pada Januari hingga April 2025 dengan andil sebesar 11,64 persen," ujar Pudji saat konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Baca Juga

Pudji menyampaikan ekspor sektor industri pengolahan yang naik cukup besar yaitu minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, kemudian nikel serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya. Pudji mengatakan Cina, Amerika Serikat, dan India menjadi tiga tujuan utama ekspor sepanjang Januari hingga April 2025.

"Nilai ekspor nonmigas ke Cina tercatat sebesar 18,87 miliar dolar AS atau naik sebesar tujuh persen dibandingkan Januari hingga April 2024," ucap Pudji. 

Pudji menyampaikan nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat tercatat sebesar 9,38 miliar dolar AS. Semetara, nilai ekspor nonmigas ke India tercatat sebesar 5,59 miliar dolar AS.

"Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, ASEAN dan Uni Eropa mengalami peningkatan, sementara ke India mengalami penurunan," kata Pudji. 

Pudji menyebut komoditas besi dan baja, batu bara serta CPO dan turunannya memberikan share sekitar 29,10 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari hingga April 2025. Pudji mengatakan nilai ekspor besi dan baja naik 6,62 persen secara kumulatif, kemudian nilai ekspor batu bara turun 19,74 persen secara kumulatif, dan nilai ekspor CPO dan turunannya naik 20 persen secara kumulatif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement