Sabtu 10 Jan 2015 01:50 WIB

Backpakers: Jangan Kaitkan Tiket Promo Dengan Penerbangan

Rep: c08/ Red: Taufik Rachman
Sejumlah penumpang dan penjemput berada di terminal kedatangan Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, Senin (29/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)
Sejumlah penumpang dan penjemput berada di terminal kedatangan Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara, Senin (29/12). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Kalangan Backpakers atau pelancong keberatan dengan kebijakan Kementerian Perhubungan yang menghapuskan adanya tiket promo yang dijual oleh maskapai-maskapai penerbangan.

Natalie (29) salah satu anggota dari Komunitas backpackers yaitu Photopaker menyebut penghapusan tiket promo oleh Kemenhub akan memberatkan bagi mereka untuk melakukan aktivitas untuk berwisata di Indonesia.

Natalie menyebut alasan Kemenhub menyalahkan keamanan yang kurang dari penerbangan menggunakan tiket promo sangat tidak relevan. Sebab selama ini, hampir sekali sebulan melakukan perjalanan dengan tiket promo, Natalie mengaku tidak menemukan masalah dengan keamanan.

“Kalau (Kemenhub) mau memperbaiki sistem keamanan penerbangan bukan soal harga tiketnya, tapi sistem-sistem keamanannya. Buktinya saya selama ini aman-aman saja,” kata Natalie kepada Republika Online, Jumat (9/1).

Natalie juga menyebutkan dampak dengan dihapuskannya tiket promo murah oleh Kemenhub justru akan menghalangi minat wisatawan untuk berwisata keliling Indonesia. Sebab selama ini komunitas Photopakers kata Natalie lebih banyak mengajak wisatawan-wisatawan berkeliling Indonesia dengan menggunakan tiket promo.

Bila tiket promo ditiadakan, perempuan asal Manado ini khawatir wisatawan justru lebih memilih untuk berwisata ke luar negeri dari pada di negara sendiri.Lagi pula, Natalie menambahkan, maskapai seperti Air Asia selama ini memberlakukan tiket promo karena seringnya ada sift tempat duduk yang kosong.

“Dari pada itu kosong saat terbang mending dijual murah, menambah wisatawan untuk jalan-jalan menikmati alam Indonesia,” ucap Natalie.

Hal senada dilontarkan oleh Yusmei (30) salah satu backpacker  asal Solo, Jawa Timur. Yusmei menilai keputusan pemerintah menghapuskan tiket promo demi alasan keamanan sangat tergesa-gesa. Sebab ia menilai sama saja keamanan antara tiket promo dengan tiket yang mahal. Antara tiket mahal dengan tiket promo menurut dia saling menutupi, dan tidak ada pengaruhnya dengan keamanan dan kenyamanan penumpang.

Yusmei menilai, kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ini sangat tidak berkesinambungan dengan program Kementerian Pariwisata yang ingin meningkatkan jumlah wisatawan di Indonesia.

“Tiket murah itu kan meningkatkan pariwisata. Kebijakan  kemenhub ini ironis dengan program menteri pariwista yang ingin menaikkan jumlah wisatawan,” ucap Yusmei.

Bercerita mengenai pengalamannya melakukan perjalanan menggunakan tiket pesawat promo, Yusmei mengaku tidak pernah mengalami permasalahan dalam penerbangan. ia bahkan tidak pernah mengalami gangguan seperti delay.“Saya selama pakai tiket promo tidak pernah delay. Selalu tepat waktu kok pesawatnya,” ucap Yusmei.

Untuk itu, Yusmei meminta agar Menteri Jonan kembali meninjau ulang keputusannya menghapuskan tiket promo di maskapai-maskapai yang ada di Indonesia. Ia menyarankan pihak Kemenhub terlebih dahulu meninjau ulang mengenai apa saja hal-hal yang mengganggu keamanan penerbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement