REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelemahan nilai tukar rupiah bukan hanya disebabkan oleh faktor global. Dolar ditengarai menguat terhadap semua mata uang, termasuk rupiah. Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih mengatakan selain faktor global, pelemahan rupiah ini juga didorong dari faktor domestik.
Dana jangka pendek yang cukup besar ada di pasar uang Indonesia menyebabkan rupiah memiliki volatilitas yang tinggi. Selain itu, secara alami, utang jangka pendek swasta cukup besar. Di akhir tahun, kemungkinan swasta mulai jatuh tempo utang-utang mereka sehingga mempengaruhi permintaan dolar. Hal ini berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah.
“Masalahnya memang kita mudah terpengaruh faktor global. Seperti utang pemerintah melalui surat berharga negara juga tidak bisa diserap oleh investor domestik,” kata Sri, saat dihubungi, Jumat (12/12).
Dia mengatakan masih sedikitnya investor domestik di pasar uang membuat fluktuasi mata uang begitu terpengaruh oleh factor global. Padahal, kata dia, rata-rata ada uang Rp 1 triliun per hari masuk sebagai dana jangka pendek. Untuk mengatasi volatilias nilai rupiah, pendalaman pasar modal menjadi hal yang penting.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kata dia perlu membangun basis investor domestic yang besar dan kuat. Saat ini, investor doemstik masih sedikit sehinga instrument kuangan Indonesia lebih banyak dibeli oleh investor asing. Dia mengatakan masyarakat perlu dodorong masuk ke pasar modal sehingga pasar modal Indonesia bisa lebih aman. Dampaknya, rupiah bisa lebih terjaga.