Selasa 24 Jun 2025 15:37 WIB

Rusia dan Kanada Tawarkan Kerja Sama PLTN, Indonesia Siapkan Peta Jalan Energi Nuklir

Pemerintah serius bahas pembangunan reaktor modular kecil di Sumatra dan Kalimantan.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan sejumlah negara menawarkan kerja sama pengembangan nuklir. (ilustrasi)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan sejumlah negara menawarkan kerja sama pengembangan nuklir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan sejumlah negara menawarkan kerja sama pengembangan nuklir di Indonesia. Dua di antaranya adalah Kanada dan Rusia. Hal ini berkaitan dengan sektor ketenagalistrikan.

Bahlil menerangkan, Kementerian ESDM telah menyusun peta jalan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034, target operasional PLTN ditetapkan maksimal pada 2034.

Baca Juga

Kapasitas PLTN tersebut sebesar 500 megawatt (MW), yang berasal dari dua unit small modular reactors (SMR) masing-masing berkapasitas 250 MW. Rencananya, reaktor akan dibangun di Sumatra dan Kalimantan sebagai fondasi awal pengembangan energi nuklir, yang membutuhkan mitra kerja sama.

“Kerja samanya seperti apa? Konsepnya sekarang sedang dibahas. Tawaran mereka sudah kita terima dan dibahas. Ada beberapa negara yang menawarkan,” kata Bahlil dalam sesi tanya jawab dengan awak media seusai berbicara di Jakarta Geopolitical Forum IX 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Menurut Bahlil, Indonesia terbuka bekerja sama dengan negara mana pun, selama ada ikatan resmi hubungan kerja sama dan penawaran tersebut saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Beberapa hari lalu, delegasi Republik Indonesia sempat berkunjung ke Rusia. Rombongan dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM turut serta dalam kunjungan tersebut.

Bahlil mengakui, ada pembicaraan seputar potensi kerja sama nuklir dengan Rusia. Meski demikian, diskusinya belum masuk tahap yang benar-benar rinci. “Ya, dibahas, tapi tidak terlalu detail, ya,” ujar Bahlil yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Ia kembali menegaskan bahwa sejumlah negara berpotensi berkolaborasi dengan Indonesia terkait pengembangan PLTN. Namun, belum semuanya bisa disampaikan ke publik. “Kalau Kanada dan Rusia sudah terbuka, jadi oke, boleh dong,” kata Menteri ESDM.

Bahlil menerangkan, Indonesia tengah berproses menuju kemandirian energi. Hal itu merupakan keniscayaan dalam menghadapi situasi global. Caranya, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, mengimplementasikan hilirisasi, dan memperkuat kolaborasi dengan negara sahabat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement