Senin 17 Nov 2014 21:32 WIB

BBM Naik, Inflasi tak Terkendali

Rep: c16/ Red: Maman Sudiaman
BBM
Foto: VOA
BBM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sudah bisa dipastikan akan diikuti oleh kenaikan-kenaikan harga barang pokok lainnya. Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listyanto kenaikan tersebut dapat memicu naiknya inflasi.

Eko mengungkapkan kisaran kenaikan BBM biasanya tidak jauh  dari tarif Rp 1.000 hingga Rp 3.000. Menurut dia, jika kenaikan berada di atas tarif perkiraan tersebut maka inflasi tidak akan bisa terkendali.

"Kalau tarif naik kisaran Rp 4.000 ke atas inflasi tidak bisa dikendalikan" papar Eko Listyanto kepada Republika, Senin (17/11).

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mensinyalir inflasi pada 2014 bisa melewati target yang telah ditetapkan. Ini lantaran adanya rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada tahun ini.

Seperti diketahui, pemerintah memasang target inflasi pada APBN-P 2014 sebesar 5,3 persen. Sementara saat ini, Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa inflasi Oktober 2014 naik 0,47 persen yang menjadikan tingkat inflasi Januari-Oktober 2014 mencapai 4,19 persen

Eko memastikan, ketika harga BBM naik maka angka kemiskinan di Indonesia juga akan meningkat. Pasalnya, dampak serupa juga pernah terjadi sebelumnya pada 2005 saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan tarif BBM tanpa dibarengi alokasi dana yang nyata.

Menurut Eko, kenaikan BBM akan menggerus daya beli masyarakat. Hal itu akan sangat memberatkan masyarakat karena juga tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan. Apalagi, banyak masyarakat Indonesia yang sangat dekat dengan garis kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement