Rabu 03 Sep 2014 16:41 WIB

Bank Kesulitan Likuiditas untuk Biayai Infrastruktur

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (11/1). Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh angka 5,8%-6,2% pada 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 5,7%.
Foto: Republika/Prayogi
Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (11/1). Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh angka 5,8%-6,2% pada 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 5,7%.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan mengakui kesulitan likuiditas untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pasalnya, rasio dana kredit terhadap pihak ketiga (DPK) atau loan to deposito ratio (LDR) telah mencapai 90 persen.

Selain itu, sumber dana perbankan yang jangka pendek tidak sesuai dengan pembiayaan yang bersifat jangka panjang. Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, idealnya sebuah negara memiliki anggaran infrastruktur sebesar 8 persen dari PDB per tahun, atau sebesar Rp 800 triliun untuk Indonesia.

Namun, perbankan saat ini hanya bisa berkontribusi sebesar 4-5 persen dari PDB. "Bank ada masalah. Bank di Indonesia mengalami kesulitan likuiditas. LDR sudah 90 persen," ujar Budi, Rabu (5/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement