REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) mulai meningkat penjualannya, terutama di Jabodetabek. Biaya operasional yang lebih rendah, termasuk penghematan biaya bahan bakar dan perawatan menjadi alasannya.
Selain itu, ada insentif pemerintah dan manfaat lingkungan yang juga menjadi daya tarik.
Namun di sisi lain, mobil hybrid sekarang juga punya biaya operasional yang rendah. Kombinasi BBM dan baterai membuat biaya operasional juga tak berbeda jauh dengan EV.
Di sisi lain, mobil hybrid tak perlu khawatir akan kehabisan pasokan tenaga karena tak punya charger mobil listrik.
Di antara dua pilihan mobil ini, Budi Darmawan, Sales Director Chery Sales Indonesia memberikan masukan tentang pilihan terbaik dari dua pilihan ini bagi warga Jabodetabek.
"Kalau mobilitasnya banyak di tengah kota yang kita bersinggungan dengan genap ganjil, tentu EV menjadi pilihan yang lebih realistis. Namun kalau kita pergerakannya lebih banyak di pinggir atau justru keluar kota dengan jarak yang cukup jauh, tentunya pilihan hybrid lebih masuk akal," kata Budi menjawab pertanyaan wartawan dalam acara tes baterai Chery Tiggo 8 CSH di PIK 2, Tangerang, Selasa (17/6/2025).
Ia mengatakan mobil hybrid bisa menjadi jembatan bagi konsumen yang masih khawatir untuk beralih ke EV. Untuk Chery, ada juga pelanggan yang sudah memiliki mobil EV tapi kemudian membeli mobil hybrid Chery.
Chery masih memberikan potongan harga untuk mobil hybrid Chery Tiggo 8 CSH. Setelah memasarkan Chery Tiggo 8 CSH dengan harga Rp499 juta untuk 1.000 pembeli pertama di Jabodetabek, Chery saat ini menjualnya dengan harga Rp509 juta dari harga normal Rp519 juta.
Tak ada yang berubah dalam garansi. Setiap pembeli mendapatkan garansi baterai seumur hidup. Jika mobilnya berpindah kepemilikan, garansi menjadi 10 tahun.
Ikuti Whatsapp Channel Republika