REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangkaian persiapan menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economy Commynity/AEC) masih perlu dilakukan. Apalagi selama ini daya saing produk, termasuk produk pertanian masih tertinggal.
"Saat ini posisi daya saing kita masih nomor 6 di Asean, masih rendah," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Suswono di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (19/3).
Selain daya saing, pembenahan teknologi pertanian juga harus dipercepat. Harapannya, inovasi yang sudah tercipta bisa langsung dipakai, khususnya petani skala kecil di pedesaan. Tanpa sentuhan teknologi, petani bisa kesulitan untuk bersaing dengan produk-produk pertanian dari negara lain.
Arah perkembangan pertanian saat ini dikatakan berbasis zero waste, dimana sampah yang ada bisa diolah kembali agar memiliki nilai jual. Misalnya, dengan lahan yang tidak terlalu besar hanya 800 meter persegi, bisa menghasilkan Rp 50 juta per bulan dengan hanya 4 ekor sapi dengan beberapa ekor ayam dan kambing. "Artinya dari mulai kotoran dan urin memiliki nilai jual yang sangat besar," katanya.