REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Bank Dunia memberikan hibah sebesar 50 juta dolar AS untuk pemerintah Afghanistan guna membantu meningkatkan akses terhadap pembiayaan di negara yang dilanda perang itu, sebuah pernyataan yang dikeluarkan Bank Dunia di Kabul mengatakan pada Rabu (27/11).
Bantuan tersebut telah disetujui oleh dewan untuk mendukung upaya pemerintah guna meningkatkan akses terhadap kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah di negara Asia Tengah itu, kata pernyataan. "Akses Afghanistan ke Proyek Pembiayaan akan dilaksanakan melalui Fasilitas Dukungan Investasi Keuangan Mikro untuk Afghanistan (MISFA) dan Fasilitas Jaminan Kredit Afghanistan," kata laporan tersebut.
Dari jumlah tersebut, 32 juta dolar AS akan diberikan untuk melanjutkan dukungan bagi sektor keuangan mikro melalui MISFA dan meningkatkan program Penargetan Ultra Miskin yang menyediakan dukungan teknis dan keuangan untuk rumah tangga termiskin guna membantu mereka keluar dari kemiskinan.
Sisa dari dana hibah atau 18 juta dolar AS, akan digunakan untuk mendukung perluasani Fasilitas Jaminan Kredit Afghanistan yang menyediakan jaminan risiko parsial untuk pinjaman yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial dan lembaga keuangan mikro bagi usaha kecil dan menengah, pernyataan tersebut menambahkan.
"Proyek baru ini bertujuan untuk meningkatkan akses ke layanan keuangan untuk usaha mikro, kecil dan menengah, yang pada gilirannya akan membantu perusahaan ini tumbuh dan merangsang penciptaan lapangan kerja," kata Robert Saum, Direktur Bank Dunia untuk Afghanistan.
"Perusahaan-perusahaan Afghanistan yang padat karya memiliki potensi untuk menyerap bagian dari angkatan kerja yang sedang tumbuh Afghanistan," tambah Saum.
Didirikan pada tahun 1960, IDA adalah dana Bank Dunia untuk negara-negara termiskin. Ini bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dengan memberikan pinjaman dan hibah untuk program-program yang mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat, menurut pernyataan itu.