REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyebut target lifting minyak pada APBN 2025 tercapai. Ini setelah ada tambahan produksi dari Blok Cepu. Sebelumnya SKK Migas menyampaikan realisasi lifting minyak pada kuartal I 2025 mencapai 580 ribu bph. Teranyar, dari Blok Cepu ada tambahan 30 ribu Bph. Sehingga secara hitung-hitungan, realisasi lifting minyak saat ini menyentuh angka 610 ribu bph. Artinya di atas target 605 ribu bph.
"Iyah, target lifting (minyak) 2025 tercapai," kata Yuliot saat ditemui di Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025).
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia turut menyinggung hal ini. Saat memberikan arahan lewat video conference dari Ijen, Bondowoso. Ia berterima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam peningkatan realisasi lifting ini.
Secara khusus di Blok Cepu ada ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku operator utama. EMCL (45 persen) berkolaborasi dengan mitra nasional, PT Pertamina EP Cepu (45 persen), serta BUMD lokal (10 persen).
"Insya Allah target APBN untuk lifting minyak sebesar 605.000 barel per day ini Insyaallah akan kita bisa wujudkan bersama-sama," ujar Bahlil.
Blok Cepu sendiri, total lifting minyaknya kini 180 ribu Bph. Sebelumnya 150 ribu bph. Menurut Menteri ESDM, sekitar 25 persen realisasi lifting minyak nasional dari wilayah kerja ini.
Bahlil menegaskan pentingnya optimalisasi sumber daya yang ada. Sehingga bisa menaikkan lifting minyak dan gas bumi, terutama minyak. Ini dalam rangka merespons situasi global yang gak menentu.
"Mau tidak mau, kita harus total dalam rangka meningkatkan lifting. Tidak ada cara lain," ujar Menteri ESDM, beberapa hari lalu.
Bahlil menyinggung kampanye membangun kemandirian energi. Tak bisa seterusnya bergantung pada negara lain. Ia menegaskan, berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto, ia dan jajarannya harus semakin gencar meningkatkan lifting minyak.
Menteri ESDM menjelaskan, Indonesia memiliki kurang-lebih 40 ribu sumur migas. Dari jumlah tersebut, sekitar 16 ribu - 17 ribu yang berproduksi. Sisanya belum berproduksi, dengan bermacam-macam kondisinya.

Bahlil menyampaikan, pada 2024, volume lifting minyak nasional 580 ribu barel oil per day (BOPD). Lalu di APBN 2025, ditetapkan target lifting naik di angka 605 ribu BOPD. Dengan berbagai inovasi, termasuk mengoptimalkan sumur-sumur yang ada, ia optimistis target tersebut dapat dicapai.
"Kami yakin, percaya betul, di 2025 target APBN kita itu di angka 605 ribu barel oil per day, akan tercapai. Insya Allah akan naik," tutur Menteri ESDM.
Untuk mencapainya, berbagai cara dilakukan. Menurut Bahlil, negara tak segan-segan menegur para KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) yang tidak melakukan eksplorasi setelah selesai membuat perencanaan (Plan of Development/PoD). Pemerintah bahkan bisa mengambil alih, lalu diserahkan ke investor lain. Sehingga bisa segera dieksplorasi, dan ujungnya adalah produksi bertambah. Berikutnya, ada penggunaan teknologi EOR (Enchanced Oil Recovery) di sumur-sumur minyak, sehingga bisa mendapat hasil lebih optimal.
Opsi berikutnya, yang lebih berkelanjutan, yakni membangun kerja sama bilateral dengan negara lain. Ini termasuk ada potensi berkolaborasi di sektor energi, baik itu migas maupun energi baru terbarukan (EBT). Indonesia baru saja melakukan itu, dalam kunjungan ke Singapura dan Rusia.