REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah memastikan akan melindungi harga, meskipun sebanyak 30-35 pos tarif yang terkait komoditas mendapatkan penurunan bea masuk (BM) impor. Bahkan sebagian diantaranya akan mendapatkan BM nol persen. Hal itu dikatakan oleh Menteri Perdagangan, Mari Eka Pangestu di Kantor Presiden, Kamis (20/1).
Ia juga membantah kekhawatiran masyarakat bahwa mencabut BM impor dapat mengakibatkan kebangkrutan massal petani, karena impor bahan pangan dapat membanjiri pasar. "Tidak akan membanjiri, karena istilahnya harga sudah tinggi," kata Mari.
Lagipula pemerintah, ujarnya, akan mengimpor sesuai dengan keperluan. Contohnya, ujar dia, beras yang akan diimpor sesuai keperluan. "Harga di luar itu sudah tinggi, jadi tidak harus khawatir bahwa itu akan menurunkan harga di dalam negeri. Justru ini posisi harga tinggi. Dan kalau toh harga mengalami penurunan, seperti dalam kasus beras, Bulog juga punya tanggung jawab untuk membeli beras dari petani. Jadi tidak perlu khawatir," Kata Mari menekankan.
Lagipula, kata dia, pemerintah juga sudah melakukan banyak langkah-langkah untuk membantu petani, seperti benih, pupuk, mesin pengering. Selain itu, Mendag juga meyakinkan bahwa pembebasan BM ini bukan hal yang harus dikhawatirkan karena bulan ini bukan musim panen.
"Jadi ini berasnya kan masuk sebelum panen raya, jadi panen itu masuk untuk menjaga stoknya bulog, jadi tidak harus khwatir bahwa itu akan menggganggu harga atau tidak melindungi petani," kata dia.
Sementara, menurut Mendag, hingga kini dirinya juga belum mengetahui pasti apa saja yang bea masuknya nol persen. "Gandum, kemudian beberapa bahan pokok yang lain, saya enggak tahu mana yang masuk dan mana yang akhirnya gak masuk, tapi ada beberapa bahan pokok yang lain, kemudian bahan baku untuk pakan ternak, dan bahan paku pupuk. jadi ini semua yang related, terkait dengan pangan," paparnya.