Jumat 31 Dec 2010 03:06 WIB

Menurun, Pengajuan Investigasi Antidumping 2010 ke WTO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan, jumlah inisiasi investigasi antidumping baru menunjukkan penurunan sebesar 29 persen pada periode paruh awal 2010 dibandingkan 2009.

Berdasarkan Laporan Sekretariat WTO yang baru disebarkan kepada media massa, Desember 2010, selama Januari-Juni 2010, terdapat 19 negara anggota WTO yang menginisiasikan total sebanyak 69 investigasi baru.

Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan 97 investigasi baru yang dilaporkan oleh 18 negara anggota WTO pada periode yang sama pada 2009.

Anggota yang melaporkan jumlah tertinggi dari inisiasi baru tersebut adalah India, yang melaporkan 17 inisiasi baru, diikuti oleh Uni Eropa (8 inisiasi), Argentina (7 inisiasi), Brasil dan Israel (masing-masing 5 inisiasi), serta Australia dan China (masing-masing 4 inisiasi).

Sementara itu, Indonesia dan Korea Selatan masing-masing melaporkan 3 inisiasi baru, Kolombia, Thailand, dan AS masing-masing melaporkan 2 inisiasi, serta Kanada, Cile, Jamaika, Meksiko, China Taipei, Turki dan Ukraina masing-masing 1 inisiasi.

WTO mengemukakan, angka tersebut menunjukkan peningkatan bagi India, Uni Eropa, Brasil dan Israel, serta penurunan bagi Argentina, China, Indonesia, Kolombia, AS, Kanada, Turki, dan Ukraina. Sedangkan jumlah inisiasi yang dilaporkan Australia dan Meksiko dilaporkan tidak berubah.

Selama paruh pertama 2010, China adalah pihak yang paling sering menjadi sasaran investigasi baru, dengan 23 inisiasi baru mengarahkan kepada ekspor yang dilakukan negara tersebut. Angka tersebut menunjukkan penurunan 30 persen dibandingkan dengan 33 investigasi baru terkait ekspor dari China selama Januari-Juni 2009.

Setelah China, Uni Eropa berada di peringkat kedua dengan 11 investigasi baru yang mengarahkan kepada ekspor dari kawasan tersebut, diikuti oleh AS (5), Korsel dan Thailand (masing-masing 4).

Sedangkan produk yang paling sering dikaitkan dengan investigasi baru tersebut selama paruh awal 2010 antara lain sektor berbasis metal (20 inisiasi), kimia (11 inisiasi), serta plastik dan karet (7 inisiasi).

sumber : Ant/afp
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement