Ahad 12 Dec 2010 11:27 WIB

Kenaikan Harga Pangan karena Faktor Psikologis

Rep: shally pristine/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga sejumlah bahan pangan bergerak menguat dibandingkan bulan lalu. Kementerian Perdagangan merilis, harga rata-rata nasional beras medium pada Desember naik hampir Rp 250 per kilogram, dari Rp 6.797 ke Rp 7.032. Sementara, harga rata-rata nasional gula pasir naik hampir Rp 125 per kilogram, dari Rp 11.026 ke Rp 11.149.

Sementara, harga komoditas pangan lainnya menguat Rp 100-300 per kilogram. Misalnya, minyak goreng curah yang harga rata-rata nasionalnya naik Rp 200 dibandingkan bulan lalu, kini mencapai Rp 10.700 per kilogram. Harga rata-rata nasional daging ayam juga ikut naik, sekitar Rp 300 dari bulan lalu menjadi Rp 25.780 per kilogram.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, mengatakan, tren kenaikan harga pangan seperti beras dan gula lantaran efek psikologis karena dari sisi stok terbilang aman. "Sekarang menjelang akhir masa panen padi dan musim giling gula," katanya ketika dihubungi wartawan, akhir pekan lalu.

Untuk meredam kenaikan harga, kata dia, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan impor beras. Total, pemerintah telah mengeluarkan izin impor bagi 850 ribu ton beras asal Thailand dan Vietnam untuk menambah stok Badan Urusan Logistik (Bulog). "Bulog pun sudah menggelontorkan berasnya ke daerah melalui Divre," tuturnya. Divre yang dimaksud adalah divisi regional di tingkat daerah.

Sementara itu, Gunaryo mengatakan, stok gula pasir yang ada masih mencukupi kebutuhan selama tidak giling di awal 2011. Selain itu, gula juga akan mulai masuk ke pasar pada awal Januari. "Mau tidak mau pedagang akan melepas gula ke pasar dan harga kembali turun," katanya. Sebelumnya, pemerintah sudah mengeluarkan izin impor 450 ribu ton gula pasir karena produksi tahun ini meleset.

Dihubungi terpisah, Kepala Bulog, Sutarto Alimoeso, pernah mengatakan bahwa untuk mengendalikan harga beras di Desember, pihaknya siap menggelontorkan cadangan yang mereka punya. Dia memperkirakan, jumlah beras yang disebar lewat operasi pasar akan lebih banyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. "Kalau biasanya berkisar 10 ribu ton, kali ini bisa mencapai 50 ribu ton," katanya

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu (Apegti), Natsir Mansyur meragukan masuknya gula impor mampu menekan harga menjadi lebih murah. Hal ini karena pemegang izin impor terlambat merealisasikan pembelian gula sementara harga dunia terus naik. "Harga gula di Desember 750 dolar AS per ton, sampai ke konsumen bisa Rp 11 ribu per kilogram," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement