Sabtu 14 Aug 2010 02:51 WIB

Penguatan Rupiah Masih Wajar

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Endro Yuwanto
Uang rupiah
Uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai penguatan rupiah masih dalam batas wajar dan belum menunjukan overvalue. Penguatannya lebih sebagai cerminan membaiknya fundamental ekonomi Indonesia.

"Saya menganggap penguatan rupiah lebih karena cerminan fundamental ekonomi dan saya kok menganggap tidak overvalue," ujar Hatta, Jumat (13/8).

Menurut Hatta, penguatan tersebut belum mempengaruhi kinerja ekspor karena sampai dengan saat ini pertumbuhannya masih cukup baik. Meski demikian, lanjut dia, harus diakui ada peningkatan dari sisi impor. Khususnya dari impor barang modal. ''Hal ini tidak terlalu dipermasalahkan karena merupakan cerminan dari membaiknya kinerja industri,'' jelasnya.

Pertumbuhan Industri yang sebelumnya bergerak pada angka dua persen sekarang telah mencapai empat persen. "Jadi transaksi berjalan, kita tetap positif walaupun ada penurunan," papar Hatta.

Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan, Agus Supriyanto, mengatakan, penguatan rupiah masih dalam range kurs rata-rata yang diperkirakan.

Walaupun dalam beberapa hari terakhir berada dalam level Rp 8.900 namun sepanjang Januari sampai dengan Juli masih berada pada kisaran Rp 9.149 sampai Rp 9.150 per dolar AS. "Belum terlalu berubah masih dalam range APBN. Ini penguatan masih temporary berfluktuasi,"  ungkap Agus.

Menurut Agus, penguatan rupiah masih akan terus terjadi seiring masih melemahnya perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa. Adapun soal pelemahan rupiah yang terjadi dalam beberapa hari lalu, lebih karena natural psikologis dalam waktu jangka pendek. "Kalau sudah overvalue memang begitu, itu natural psikologis dalam jangka waktu pendek dan itu rasional," tegasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement