REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Monit, platform manajemen pengelolaan pengeluaran di Indonesia, meraih pendanaan sebesar 2,5 juta dolar AS dalam putaran pendanaan yang dipimpin Cento Ventures. Pendanaan ini melibatkan pula partisipasi strategis dari Sansan, pemain terkemuka transformasi digital B2B dari Jepang.
Dalam putaran ini turut pula partisipasi investor yang sudah ada sebelumnya, yaitu 1982 Ventures dan Init-6, untuk menegaskan kembali dukungan mereka yang berkelanjutan untuk Monit. Director, Executive Officer, CFO Sansan, Muneyuki Hashimoto, mengatakan antusias mendukung Monit dalam pendanaan ini karena menghadirkan efisiensi yang sangat dibutuhkan bagi perusahaan di Indonesia.
"Misi mereka sangat selaras dengan visi kami untuk menjadi infrastruktur bisnis,” ujarnya.
Pendanaan ini akan digunakan secara strategis untuk meningkatkan kepiawaian rangkaian produk Monit, dengan fokus khusus pada perluasan kemampuan AI. Termasuk peningkatan kemampuannya untuk memberikan masukan prediktif dan mengotomatiskan operasi keuangan pada tingkatan yang lebih tinggi.
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/7/2025), Monit juga berencana untuk memperluas jaringan, tim penjualan, dan ekspansi strategis ke pasar regional serta ke pasar-pasar utama di Asia Tenggara. Founding Partner Init-6 Ventures, Achmad Zaky, mengatakan dukungan diberikan sejak awal karena melihat kombinasi yang solid antara fokus bisnis, disiplin, dan pemahaman Monit yang menyeluruh terhadap kebutuhan sektor keuangan di Indonesia.
Monit tidak hanya tumbuh dengan cepat tetapi juga memecahkan masalah yang kompleks dan rumit bagi perusahaan-perusahaan dengan cara yang efisien untuk mengelola proses keuangan sehari-hari. "Kami yakin ini hanyalah awal dari dampak yang lebih luas,” katanya.
Co-founder dan CEO Monit, Rizki Aditya, mengatakan perusahaan dengan skala menengah hingga besar di Indonesia sedang menghadapi lanskap operasional yang semakin kompleks. Mereka terhambat oleh proses keuangan yang manual, terfragmentasi, dan tidak transparan yang berdampak langsung pada performa dan pertumbuhan perusahaan.
"Platform kami dibuat khusus untuk mengatasi tantangan ini, menyediakan visibilitas dan otomatisasi yang dibutuhkan tim keuangan dengan pendekatan yang modern dan tersentralisasi," ujarnya. "Pendanaan baru ini memungkinkan kami untuk memperdalam kemampuan Monit dan memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar.”
Lanskap pembayaran digital Indonesia sedang berkembang pesat, dengan volume pembayaran kartu yang diproyeksikan mencapai 87 miliar dolar AS pada tahun 2029 (CAGR 8,8 persen) dan nilai transaksi QRIS melonjak 192 persen menjadi 36 miliar dolar AS. Di sisi lain, perusahaan menengah dan besar menghadapi tantangan signifikan dalam solusi pembayaran bisnis, khususnya untuk pembayaran berbasis kartu. Hal ini dikarenakan persyaratan yang rumit dan kompleks, sehingga membatasi akses mereka ke layanan keuangan formal dan kredit.
Monit telah memproses lebih dari 200 juta dolar AS dalam total volume pembayaran hingga saat ini. Diproyeksikan volume pembayaran akan mencapai 1,4 miliar dolar AS dalam TPV tahunan pada 2026. Dengan peningkatan pendapatan lima kali dari tahun ke tahun, platform Monit telah diadopsi hampir 1.000 pelaku di sektor bisnis.