REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Upaya menekan premi risiko masih sulit karena data di Biro Kredit Bank Indonesia (BI) baru terbatas pada layanan jasa keuangan. Ini merupakan salah satu penyebab suku bunga kredit masih sulit untuk bergerak turun.
''Ke depan suku bunga kredit akan ditentukan berbasis risiko,'' kata Direktorat Perizinan dan Informasi Bank Indonesia (BI), NA Anggini Sari, akhir pekan lalu.
Yaitu ketika rekam jejak debitur tersaji rapi di Biro Kredit. Debitur dengan rekam jejak bagus bisa mendapat bunga lebih rendah, karena resikonya juga lebih rendah.
Bahkan, diharapkan untuk jumlah kredit tertentu bisa berlaku reputational collateral. Yaitu, tidak perlu ada jaminan untuk pengajuan fasilitas dalam jumlah tertentu untuk debitur baik.
''Biro kredit yang berstandard internasional, data tak hanya dari lembaga keuangan tapi juga dari public utility,'' kata Anggini. Misalnya, sebut dia, data debitur tersebut juga dikompilasi dengan data ketertiban pembayaran tagihan listrik atau telepon.