REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan angka utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai 430,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 7.130 triliun (kurs Rp 16.568 per dolar AS. Angka tersebut mengalami peningkatan 5,6 miliar dolar AS dibandingkan angka ULN pada kuartal IV 2024 sebesar 424,8 miliar dolar AS.
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, perkembangan posisi ULN tersebut bersumber dari sektor publik. Posisi ULN pemerintah dinilai tetap terjaga.
Angka ULN pemerintah pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 206,9 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 7,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 3,3 persen (yoy) pada kuartal IV 2024.
"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring dengan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi," ujar Denny dalam keterangan resmi, Kamis (15/5/2025).
Denny menyebut, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel untuk mewujudkan pembiayaan yang efisien dan optimal. Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (22,4 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,5 persen), jasa pendidikan (16,5 persen), konstruksi (12 persen), serta transportasi dan pergudangan (8,7 persen).
Ia menekankan ULN pemerintah tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Sementara itu, ULN swasta tercatat melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Pada kuartal I 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar 195,5 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,2 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 1,6 persen (yoy).