REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyerukan negara-negara di dunia untuk memutus seluruh hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Ia juga menyerukan embargo senjata total serta penghentian dukungan internasional terhadap apa yang disebutnya sebagai “ekonomi genosida”.
Seruan tersebut disampaikan dalam pidatonya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Kamis (3/7/2025), saat memaparkan laporan terbarunya yang menyebutkan lebih dari 60 perusahaan yang diduga terlibat dalam menopang penindasan dan kekerasan Israel terhadap warga Palestina.
“Situasi di wilayah Palestina yang diduduki sangat mengerikan,” kata Albanese dilansir dari laman Aljazirah. “Israel bertanggung jawab atas salah satu genosida paling kejam dalam sejarah modern.”
Menurut data PBB, hampir 57.000 warga Palestina telah terbunuh sejak pecahnya perang yang kini memasuki bulan ke-22. Ratusan ribu orang telah berulang kali mengungsi, kota-kota hancur, rumah sakit dan sekolah diserang, dan 85 persen wilayah Jalur Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
Laporan: Perusahaan raih untung dari perang
Dalam laporan bertajuk From Occupation Economy to Genocidal Economy, Albanese menyebut sejumlah perusahaan—mulai dari produsen senjata, raksasa teknologi, perusahaan mesin berat, hingga lembaga keuangan—ikut menopang proyek kolonial-pemukim Israel yang menggusur dan menggantikan warga Palestina di wilayah yang diduduki.
Laporan itu menyebut bahwa sementara banyak pemimpin politik gagal menekan Israel, sejumlah entitas korporat justru mengambil keuntungan dari ekonomi Israel yang dibangun dari pendudukan ilegal, apartheid, dan genosida.
Albanese menekankan sektor swasta juga harus dimintai pertanggungjawaban secara hukum atas keterlibatan mereka dalam pelanggaran hukum internasional. Ia menyebut setiap negara dan perusahaan memiliki tanggung jawab prima facie untuk memutuskan keterlibatan mereka dalam ekonomi pendudukan tersebut.
“Jika sektor korporat menjalankan uji tuntas dengan benar, mereka akan sepenuhnya melepaskan diri dari ekonomi Israel,” ujar Albanese.