REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menilai prospek investasi dan perekonomian Indonesia pada 2026 akan semakin kuat, ditopang hilirisasi, penguatan sektor manufaktur, dan kebangkitan industri pariwisata berbasis MICE (meetings, incentives, conferences, exhibitions). Hal itu mengemuka dalam The 3rd Business, Trade & Tourism Investment Business Forum bertema Indonesia Economic Outlook 2026 yang digelar Krista Exhibitions, Selasa (2/12/2025).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan realisasi investasi Januari—September 2025 telah mencapai Rp 1.434,3 triliun atau meningkat hampir 13 persen secara tahunan. Investasi tersebut menciptakan 1,95 juta lapangan kerja baru. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) juga mencatat investasi kumulatif Rp 294,4 triliun, terutama dari sektor pariwisata.
“Pada semester pertama, realisasi investasi mencapai 60 persen dari target nasional dan 44 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi investasi asing langsung mencapai 26 persen,” kata Airlangga, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 dialokasikan sekitar Rp 3.250 triliun untuk ketahanan pangan, energi, gizi, dan pendidikan. Sekitar Rp 450 triliun di antaranya didedikasikan untuk memperkuat sektor-sektor inti tersebut.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menargetkan investasi Rp 2.175,26 triliun pada 2026, naik 14,2 persen dari target 2025. Ia menilai hilirisasi tetap menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Sektor pariwisata dan industri MICE akan ikut terdorong seiring meningkatnya arus investasi,” ujar Rosan.