Jumat 28 Nov 2025 12:35 WIB

Manajemen Garuda Fokus Perbaiki Tata Kelola dan Kinerja Berkelanjutan

Transformasi bisnis diarahkan untuk memperkuat daya saing dan kesehatan finansial.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolandha
Teknisi dari GMF(Garuda Maintenance Facility) mengecek kesiapan akhir mesin pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1446 H/2025 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025).Garuda Indonesia menyiapkan 14 pesawat berbadan lebar untuk mengangkut 90.933 jamaah calon haji yang tergabung dalam 246 kelompok terbang (kloter) dari tujuh embarkasi yakni Jakarta, Solo, Medan, Banda Aceh, Makassar, Balikpapan, dan Lombok yang akan mulai diberangkatkan pada Jumat (2/5).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Teknisi dari GMF(Garuda Maintenance Facility) mengecek kesiapan akhir mesin pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1446 H/2025 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025).Garuda Indonesia menyiapkan 14 pesawat berbadan lebar untuk mengangkut 90.933 jamaah calon haji yang tergabung dalam 246 kelompok terbang (kloter) dari tujuh embarkasi yakni Jakarta, Solo, Medan, Banda Aceh, Makassar, Balikpapan, dan Lombok yang akan mulai diberangkatkan pada Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Oentoro mengatakan transformasi perusahaan tidak hanya berbasis pada optimalisasi kekuatan alat produksi dan profitabilitas, melainkan juga pada fondasi tata kelola dan kinerja yang berkelanjutan. Garuda Indonesia Group, ucap Thomas, fokus terhadap sejumlah agenda pilar strategis untuk memperkuat daya saing dan transformasi kinerja yakni optimalisasi jaringan dan rute penerbangan, optimalisasi frekuensi dengan basis profitabilitas yang sustain, termasuk melalui segmentasi charter, ancillary revenue, hingga optimalisasi keterisian kursi melalui strategic pricing yang presisi. 

"Kekuatan kinerja operasional harus berjalan seiring dengan governance excellence, disiplin finansial, accountability business process dan penguatan value creation," ujar Thomas dalam public expose di Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Baca Juga

Thomas mendorong setiap inisiatif operasional harus menghasilkan nilai tambah yang terukur, baik bagi pengguna jasa, investor, maupun ekosistem aviasi nasional. Dengan tata kelola yang semakin kuat dan fokus bisnis yang berbasis data driven market yang reliable, ia percaya Garuda Indonesia Group akan berdiri sebagai maskapai dengan nilai tambah tinggi, fondasi finansial yang lebih sehat, dan daya saing global yang semakin solid.

"Dalam peta jalan pemulihan ekuitas, Garuda Indonesia melalui lini usahanya sedang memfinalisasi rencana inbreng aset GMF AeroAsia dan API (Angkasa Pura Indonesia) yang akan memperkuat penguatan kinerja operasi khususnya kelancaran operasional secara grup," sambung Thomas. 

Ia menilai langkah ini akan mendukung basis kinerja likuiditas GMF secara konsolidasi dan memperkuat kondisi keuangan untuk keberlanjutan usaha. Thomas menjelaskan aksi ini sejalan dengan rencana PMHMETD sebanyak 124,27 miliar saham Seri B, yang mana GMF AeroAsia akan menerima aset nontunai berupa lahan 972.123 meter persegi senilai Rp5,66 triliun dari API. 

"Langkah ini diproyeksikan mendorong fundamental GMF secara signifikan, membalikkan posisi ekuitas dari minus 248,99 juta dolar AS menjadi positif 102,87 juta dolar AS," ucap Thomas. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement