REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia Thomas Oentoro mengatakan transformasi perusahaan tidak hanya berbasis pada optimalisasi kekuatan alat produksi dan profitabilitas, melainkan juga pada fondasi tata kelola dan kinerja yang berkelanjutan. Garuda Indonesia Group, ucap Thomas, fokus terhadap sejumlah agenda pilar strategis untuk memperkuat daya saing dan transformasi kinerja yakni optimalisasi jaringan dan rute penerbangan, optimalisasi frekuensi dengan basis profitabilitas yang sustain, termasuk melalui segmentasi charter, ancillary revenue, hingga optimalisasi keterisian kursi melalui strategic pricing yang presisi.
"Kekuatan kinerja operasional harus berjalan seiring dengan governance excellence, disiplin finansial, accountability business process dan penguatan value creation," ujar Thomas dalam public expose di Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Thomas mendorong setiap inisiatif operasional harus menghasilkan nilai tambah yang terukur, baik bagi pengguna jasa, investor, maupun ekosistem aviasi nasional. Dengan tata kelola yang semakin kuat dan fokus bisnis yang berbasis data driven market yang reliable, ia percaya Garuda Indonesia Group akan berdiri sebagai maskapai dengan nilai tambah tinggi, fondasi finansial yang lebih sehat, dan daya saing global yang semakin solid.
"Dalam peta jalan pemulihan ekuitas, Garuda Indonesia melalui lini usahanya sedang memfinalisasi rencana inbreng aset GMF AeroAsia dan API (Angkasa Pura Indonesia) yang akan memperkuat penguatan kinerja operasi khususnya kelancaran operasional secara grup," sambung Thomas.
Ia menilai langkah ini akan mendukung basis kinerja likuiditas GMF secara konsolidasi dan memperkuat kondisi keuangan untuk keberlanjutan usaha. Thomas menjelaskan aksi ini sejalan dengan rencana PMHMETD sebanyak 124,27 miliar saham Seri B, yang mana GMF AeroAsia akan menerima aset nontunai berupa lahan 972.123 meter persegi senilai Rp5,66 triliun dari API.
"Langkah ini diproyeksikan mendorong fundamental GMF secara signifikan, membalikkan posisi ekuitas dari minus 248,99 juta dolar AS menjadi positif 102,87 juta dolar AS," ucap Thomas.