Kamis 27 Nov 2025 21:00 WIB

Garuda Indonesia Minta Kemenhub Tinjau Ulang Tarif Tiket Pesawat

Manajemen menargetkan keputusan penyesuaian tarif bisa keluar tahun depan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
 PT Garuda Indonesia berencana mengajukan penyesuaian tarif tiket pesawat untuk tahun depan. (ilustrasi)
Foto: EPA/Mast Irham
PT Garuda Indonesia berencana mengajukan penyesuaian tarif tiket pesawat untuk tahun depan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia berencana mengajukan penyesuaian tarif tiket pesawat untuk tahun depan. Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny H Kairupan, mengatakan manajemen Garuda Indonesia telah memulai pembicaraan penyesuaian tarif dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Kita sudah adakan negosiasi dan kita usahakan mungkin tahun depan akan ada jawaban dari Kementerian Perhubungan,” ujar Glenny saat public expose Garuda Indonesia di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Baca Juga

Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menyampaikan fokus operasional saat ini diarahkan untuk menyelesaikan perawatan pesawat. Thomas mengatakan pihaknya telah mengoperasikan 90 pesawat per Oktober 2025 yang meliputi 58 pesawat Garuda Indonesia dan 32 pesawat Citilink.

“Pesawat ini harus kita kembalikan ke dalam status serviceable dalam waktu dekat,” ucap Thomas.

Thomas menyebut masih ada 34 pesawat yang berstatus grounded dan memerlukan perawatan. Ia menyampaikan Danantara telah memberikan suntikan dana senilai Rp 23,67 triliun untuk memperkuat struktur permodalan, termasuk perbaikan pesawat.

“Penggunaan dana yang sudah disuntik kepada Garuda Indonesia akan digunakan untuk perawatan pesawat-pesawat yang sekarang ini masih dalam status grounded, yaitu menunggu jadwal maintenance atau overhaul pesawat tersebut,” lanjut Thomas.

Thomas memerinci alokasi dana Rp 26,37 triliun ditujukan untuk pemeliharaan pesawat Citilink sebesar 47 persen, pemeliharaan pesawat Garuda Indonesia sebesar 37 persen, dan pembayaran kewajiban Citilink ke Pertamina sebesar 16 persen. Ia menyebut suntikan modal Danantara akan memperkuat ekuitas dan likuiditas Garuda, menjaga kesinambungan pemulihan operasi, serta meningkatkan keandalan dan kesiapan armada di masa depan.

“Kita juga menjalankan program transformasi dengan empat pilar dari transformasi service, business, operational, dan digital,” kata Thomas.

Sebelumnya, isu penyesuaian tarif sempat terlontar dari mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, yang berharap pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dapat meninjau ulang tarif batas atas (TBA) tiket pesawat sejalan dengan perubahan kondisi eksternal lima tahun terakhir. Irfan mengatakan nilai tukar atau kurs (exchange rate) serta harga avtur yang fluktuatif menjadi tantangan bagi Garuda Indonesia. Dua komponen eksternal tersebut, kata dia, memiliki pengaruh besar terhadap biaya.

“Oleh sebab itu, kita juga lagi diskusi sama Kemenhub untuk mohon juga direview, dilihat TBA ini. Artinya jangan TBA selama lima tahun tidak naik. Ini exchange rate dibanding lima tahun lalu berapa, harga avtur dibandingkan lima tahun lalu berapa,” kata Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement