Jumat 28 Nov 2025 10:18 WIB

Garuda Indonesia Pastikan Diskusi Pembelian Pesawat Boeing Masih Berjalan

Keputusan pembelian harus selaras dengan program transformasi jangka panjang.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolandha
Teknisi dari GMF(Garuda Maintenance Facility) mengecek kesiapan akhir mesin pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1446 H/2025 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025).Garuda Indonesia menyiapkan 14 pesawat berbadan lebar untuk mengangkut 90.933 jamaah calon haji yang tergabung dalam 246 kelompok terbang (kloter) dari tujuh embarkasi yakni Jakarta, Solo, Medan, Banda Aceh, Makassar, Balikpapan, dan Lombok yang akan mulai diberangkatkan pada Jumat (2/5).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Teknisi dari GMF(Garuda Maintenance Facility) mengecek kesiapan akhir mesin pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1446 H/2025 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (24/4/2025).Garuda Indonesia menyiapkan 14 pesawat berbadan lebar untuk mengangkut 90.933 jamaah calon haji yang tergabung dalam 246 kelompok terbang (kloter) dari tujuh embarkasi yakni Jakarta, Solo, Medan, Banda Aceh, Makassar, Balikpapan, dan Lombok yang akan mulai diberangkatkan pada Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memastikan proses diskusi terkait rencana pembelian pesawat Boeing masih berlangsung. Direktur Teknis Garuda Indonesia, Mukhtaris, mengatakan pembahasan dengan pabrikan asal Amerika Serikat (AS) tersebut belum memasuki tahap final, terutama karena keputusan pembelian harus selaras dengan program transformasi jangka panjang perusahaan.

“Jadi, diskusi terkait pembelian pesawat Boeing, terutama yang langsung ke pabrikan, masih berjalan saat ini,” katanya dalam paparan publik Garuda Indonesia secara virtual di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Baca Juga

Mukhtaris menjelaskan dialog dengan Boeing masih terus dilakukan seiring evaluasi internal yang berjalan. Sebab, BUMN industri penerbangan itu masih menelaah berbagai komponen strategis sebelum mengambil keputusan, termasuk peta pengembangan jaringan rute.

“Karena pertama, memang delivery pesawat ini masih jauh, dan Garuda juga sedang menunggu. Kita masih review secara internal, transformation program Garuda ini seperti apa ke depannya, termasuk salah satunya network plan dan juga fleet plan. Jadi, diskusinya masih berjalan sampai saat ini,” katanya menambahkan.

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyebut realisasi pembelian armada baru Garuda Indonesia diperkirakan baru dapat terjadi dalam rentang waktu panjang.

Managing Director Stakeholders Management and Communications Danantara, Rohan Hafas, mengatakan antrean pengiriman pesawat baru untuk maskapai global kini sangat panjang.

“Masalahnya, kita mau beli, investasi pesawat baru. Tapi pengiriman pertamanya tujuh tahun dari sekarang. Beli pesawat lagi antre,” ujar dia.

Rohan menjelaskan antrean tersebut berlaku baik untuk pesawat Boeing yang pembeliannya terkait paket negosiasi tarif resiprokal antara Indonesia dan AS, maupun Airbus asal Prancis.

“Kan sudah dikontrak waktu restrukturisasi, kita harus beli Boeing. Tapi baik Boeing atau Airbus, dua-duanya menunggu tujuh tahunan,” katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement