Jumat 28 Nov 2025 11:24 WIB

Juara Beras

Tantangan setelah juara menggenjot produksi beras adalah menjaga stabilitas harga.

Buruh tani mengoperasikan mesin pemanen padi modern Combine Harvester saat penen padi Masa Tanam (MT) II 2025 di areal persawahan Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (2/6/2025). Menurut data Badan Pusat Statistik pada April 2025, luas panen padi Indonesia mencapai 1,65 juta hektare dengan produksi padi diperkirakan sebanyak 9,09 juta ton gabah kering giling (GKG) yang jika dikonversikan menjadi beras diperkirakan mencapai sekitar 5,23 juta ton beras untuk konsumsi pangan penduduk.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Buruh tani mengoperasikan mesin pemanen padi modern Combine Harvester saat penen padi Masa Tanam (MT) II 2025 di areal persawahan Desa Botorejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (2/6/2025). Menurut data Badan Pusat Statistik pada April 2025, luas panen padi Indonesia mencapai 1,65 juta hektare dengan produksi padi diperkirakan sebanyak 9,09 juta ton gabah kering giling (GKG) yang jika dikonversikan menjadi beras diperkirakan mencapai sekitar 5,23 juta ton beras untuk konsumsi pangan penduduk.

Oleh: Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama berselang, Kementerian Pertanian (Kementan) merilis, Indonesia kini berdiri sebagai kekuatan pangan baru dunia, dengan sistem produksi yang makin tangguh dan prospek ekspor yang terbuka lebar.

Data BPS menyebutkan, produksi beras Indonesia mencapai 34,77 juta ton! Kenaikannya mencapai 13,54 persen dari tahun sebelumnya. Indonesia tercatat sebagai negara dengan kenaikan produksi tertinggi kedua di dunia.

Bahkan Menurut Kementan Amerika Serikat (USDA), Indonesia menempati peringkat 1 di ASEAN. Artinya, Indonesia bukan hanya swasembada, juga jadi produsen terbesar di Asia Tenggara. Di tataran ASEAN, kita patut menyandang atribut sebagai "Juara Beras".

Jujur diakui, kondisi perberasan nasional dalam satu tahun terakhir betul-betul cukup menggembirakan. Banyak pihak mengungkapkan, kondisi perberasan nasional saat ini cukup positif.

Produksi beras Indonesia bahkan meningkat luar biasa dibandingkan tahun lalu sehingga Indonesia menjadi salah satu produsen beras terbesar di dunia, tepatnya di urutan ke-4 menurut Food and Agriculture Organization (FAO).

Ini semua terwujud, berkat kerja keras dan kerja cerdas para stakeholder perberasan dan Kementan. Pencapaian yang mengimpresif terekam dari hal-hal berikut :

Pertama, produksi beras meningkat cukup signifikan.

Kedua, Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog sangat kokoh, mencapai 3,9 juta ton.

Ketiga, Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani juga naik, yaitu Rp 6.733 per kilogram, 3,58 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Namun, sekalipun tercapai berbagai hal yang menggembirakan, tantangan masih ada di depan mata, terutama terkait Tata Kelola Penyimpanan Beras itu sendiri.

Selain itu, pemerintah telah menyiapkan pula strategi intervensi, seperti bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras ke pasaran.

Jadi, pemerintah dan para stakeholder perberasan masih terus bekerja keras untuk menjaga ketersediaan beras nasional.

Hal ini penting diingatkan karena kalau saja kita terjebak dalam euforia kisah sukses menggenjot produksi beras, boleh jadi kita bakal terlena dengan keberhasilan tersebut. Padahal, di balik semua itu masih membentang tantangan yang butuh jawaban cerdas.

Tantangan pokok setelah bangsa ini juara dalam hal menggenjot produksi beras adalah "menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras", serta "meningkatkan kesejahteraan petani".

Artinya, meskipun produksi beras meningkat sangat spektakuler, namun di sudut lain, masih ada beberapa tantangan serius yang harus dihadapi, antara lain:

Pertama, Stabilitas harga dalam artian nenjaga harga beras tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin.

Kedua, Ketersediaan dalam arti menjaga ketersediaan beras di pasar, terutama di daerah-daerah yang rawan kekurangan pangan.

Ketiga, Kesejahteraan petani yaitu meningkatkan kesejahteraan petani dengan meningkatkan harga jual gabah dan memberikan insentif lainnya.

Keempat, Diversifikasi pangan. Artinya, mendorong diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

Kelima, Perubahan iklim yakni nenghadapi perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produksi beras dan ketersediaan pangan.

Mencermati berbagai tantangan yang mesti dihadapi, pemerintah dan para stakeholder perberasan mau tidak mau harus terus bekerja keras untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut dan menjaga ketersediaan beras nasional.

Di sinilah kita butuh langkah-kangkah bersifat terobosan cerdas. Beberapa jurus ampuh pemerintah untuk melestarikan juara produksi beras adalah dengan "menerapkan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan", seperti :

1.Pengembangan infrastruktur pertanian. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan, dan gudang penyimpanan.

2.Peningkatan kualitas benih. Meningkatkan kualitas benih padi untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman.

3.Penggunaan teknologi. Menerapkan teknologi pertanian modern, seperti pertanian presisi dan penggunaan drone, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

4.Dukungan kepada petani. Memberikan dukungan kepada petani, seperti subsidi, kredit, dan pelatihan, untuk meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan mereka.

5.Pengelolaan sumber daya alam. Mengelola sumber daya alam, seperti tanah dan air, secara berkelanjutan untuk menjaga kesuburan dan ketersediaan sumber daya.

6.Pengendalian hama dan penyakit. Mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan produktivitas.

7.Peningkatan kualitas pasca panen. Meningkatkan kualitas pasca panen, seperti pengeringan dan penyimpanan, untuk mengurangi kerugian dan meningkatkan nilai jual gabah.

8.Pengembangan industri pengolahan dalam arti nengembangkan industri pengolahan padi untuk meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan menerapkan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan, pemerintah dapat melestarikan juara produksi beras dan meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement