Kamis 06 Nov 2025 12:53 WIB

Rektor IPB Dorong Pertanian Regeneratif untuk Hadapi Krisis Lingkungan dan Pangan

Rektor IPB ajak akademisi dan alumni kembangkan riset berorientasi keberlanjutan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Rektor IPB University Arif Satria dalam acara Peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Rektor IPB University Arif Satria dalam acara Peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Rektor IPB University Arif Satria mengapresiasi peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB bertajuk Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian yang digelar di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025). Arif berharap program studi tersebut dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan sektor pertanian Indonesia.

“Harapan yang penting bagi kita adalah bagaimana ekonomi pertanian mampu relevan terhadap dinamika hari ini,” ujar Arif.

Baca Juga

Ia menyebut, sektor pertanian saat ini harus mampu mengombinasikan teknologi cerdas dengan isu keberlanjutan (sustainability) serta keadilan sosial (social justice). Menurutnya, ketiga isu tersebut akan menjadi arah baru bagi pertanian Indonesia ke depan.

“Tujuannya agar ketika kita melakukan riset, sudah saatnya menggunakan big data dan blockchain untuk menjawab berbagai persoalan pertanian dan pemasaran hasil pertanian agar lebih efisien dan berkeadilan,” kata Arif.

Ia menilai inovasi dan tren teknologi harus menjadi bagian dari paradigma baru dalam riset ekonomi pertanian. Dengan begitu, lanjutnya, ekonomi pertanian yang dikembangkan IPB akan mampu menjadi bagian dari solusi terhadap persoalan pangan, kemiskinan petani, dan kerusakan lingkungan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement