Kamis 06 Nov 2025 14:51 WIB

SBY Dorong Pertanian Berbasis Sains di Kuliah Umum IPB University

Arif Satria menilai gagasan SBY relevan dengan visi IPB sebagai innovation university

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Rektor IPB University Arif Satria dalam acara Peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Rektor IPB University Arif Satria dalam acara Peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Rektor IPB University, Arif Satria, menyampaikan bahwa kuliah umum Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian sangat menginspirasi. Arif mengatakan, SBY menekankan sejumlah isu krusial dalam sektor pertanian yang meliputi aspek keadilan sosial, kemakmuran, hingga keberlanjutan.

“Saya kira yang beliau singgung ini sangat tepat dan relevan karena kita berada dalam era 5.0, di mana isu tentang keberlanjutan menjadi sangat penting,” ujar Arif usai menghadiri acara peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

Baca Juga

Arif menyebut, SBY merupakan tipe pemimpin yang mengedepankan pendekatan science-based policy atau kebijakan berbasis sains. Hal ini terlihat dari beragam kebijakan yang dilakukan SBY pada periode 2004–2014.

“Kebijakan berbasis pada kepentingan sains yang kuat, namun juga mempertimbangkan dinamika politik yang ada. Tentu tidak mudah mengimplementasikan pendekatan sains dalam sebuah kebijakan,” sambung Arif.

Ia menambahkan, SBY mampu menemukan titik temu antara kebijakan berbasis sains dan dinamika politik. Dengan demikian, kebijakan yang diambil tetap akuntabel serta mampu menjawab berbagai persoalan yang ada.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement