Selasa 14 Oct 2025 17:44 WIB

Purbaya Tolak APBN Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat, Ini Respons Danantara

Menkeu Purbaya mendorong pembayaran utang proyek kereta cepat diselesaikan Danantara.

Penumpang menunggu kedatangan kereta cepat Whoosh di Stasiun Whoosh Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (15/12/2024). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat jelang masa liburan sekolah serta liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 jumlah penumpang kereta cepat Whoosh meningkat sekitar 15 persen atau 20-23 ribu penumpang per hari dibandingkan rata-rata hari biasa yang berkisar di angka 16-18 ribu penumpang per hari.
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Penumpang menunggu kedatangan kereta cepat Whoosh di Stasiun Whoosh Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (15/12/2024). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat jelang masa liburan sekolah serta liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 jumlah penumpang kereta cepat Whoosh meningkat sekitar 15 persen atau 20-23 ribu penumpang per hari dibandingkan rata-rata hari biasa yang berkisar di angka 16-18 ribu penumpang per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani menegaskan bahwa pihaknya masih terus mengkaji berbagai opsi skema penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Ia menegaskan bahwa penyelesaian masih dalam tahap evaluasi internal dan belum dilakukan komunikasi formal dengan pihak manapun, termasuk Kementerian Keuangan.

“Kami sedang mengevaluasi, kami lagi mencari opsi-opsi, kan selalu ada opsi satu, opsi dua. Dan memang, ini kan melibatkan banyak kementerian lain,” ujar Rosan ditemui usai menghadiri Forbes CEO Global Conference di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Rosan menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan di Danantara dilakukan secara terstruktur dan terukur. Pihaknya akan duduk bersama dengan kementerian terkait untuk menentukan opsi terbaik sebelum menyampaikan hasilnya kepada publik.

“Jadi harapannya kami kan biasanya duduk dulu, evaluasi, opsi mana yang terbaik. Kalau kami kan sistem pekerjaannya seperti itu. Jadi semuanya itu terstruktur, terukur, kemudian apa hasilnya baru kami bicara ke publik,” ucap Rosan.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement