Kamis 25 Sep 2025 18:36 WIB

Ekonom Usul MBG Diubah: Uang Tunai Langsung ke Orang Tua Siswa

Ekonom menilai format MBG rawan keracunan dan perlu diganti dengan transfer langsung.

Rep: Eva Rianti / Red: Friska Yolandha
Para pekerja menyiapkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur Makan Bergizi Gratis Kebayunan, Tapos, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Sebanyak 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur mulai beroperasi hari ini, untuk memasok menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dapur Kebayunan yang menjadi salah satu mitra mandiri Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut memiliki 5 dapur dalam satu lokasi dan mampu memproduksi 16.203  Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap hari. Jumlah 16.203 MBG tersebut di distribusikan ke 39 sekolah dari PAUD hingga SLTA, juga ibu hamil dan menyusui di kecamatan Tapos dan Harjamukti, kota Depok. Pemerintah Republik Indonesia secara resmi memulai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses gizi yang lebih baik.
Foto: Republika/Prayogi
Para pekerja menyiapkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur Makan Bergizi Gratis Kebayunan, Tapos, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Sebanyak 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur mulai beroperasi hari ini, untuk memasok menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dapur Kebayunan yang menjadi salah satu mitra mandiri Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut memiliki 5 dapur dalam satu lokasi dan mampu memproduksi 16.203 Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap hari. Jumlah 16.203 MBG tersebut di distribusikan ke 39 sekolah dari PAUD hingga SLTA, juga ibu hamil dan menyusui di kecamatan Tapos dan Harjamukti, kota Depok. Pemerintah Republik Indonesia secara resmi memulai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses gizi yang lebih baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, mengkritik keras kasus keracunan akibat makan bergizi gratis (MBG) yang dialami ribuan siswa di Indonesia. Ia menyarankan agar format MBG diubah, di antaranya dengan mengalihkan anggaran langsung kepada orang tua siswa dalam bentuk uang tunai.

“Keracunan massal punya risiko tinggi. Sebagai warga negara, kita minta formatnya diubah, langsung ke orang tua siapkan makan buat anak-anak mereka dengan alokasi anggaran,” kata Syafruddin saat dikonfirmasi Republika, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga

Menurut Syafruddin, opsi tersebut merupakan solusi jangka pendek sebagai tanggapan cepat menghadapi risiko keracunan yang menimbulkan keresahan. Hingga 22 September 2025, jumlah korban keracunan akibat MBG tercatat mencapai 4.711 orang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Ini jangka pendek sebagai solusi segera menghadapi risiko keracunan yang sedang berlangsung. Kepentingan anak-anak untuk bebas dari risiko yang sangat tidak diharapkan mesti menjadi pertimbangan,” ujarnya.

Ia menekankan agar pemerintah memahami realitas di lapangan. Opsi solusi tersebut dinilai tepat untuk menekan risiko yang dialami lebih banyak siswa nantinya.

“Kasus keracunan yang sudah ribuan adalah alarm terakhir untuk hentikan MBG dengan format yang sedang berjalan. Cari dan evaluasi sebab-sebab keracunan hanya akan membuang anggaran dan waktu,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement