REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengatakan Proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi di Blok Masela, Maluku, mencatatkan investasi sebesar 20,94 miliar dolar AS atau Rp342,59 triliun (kurs Rp16.360), serta menyerap 13.461 tenaga kerja.
“Dengan nilai investasi tersebut, proyek ini menyerap sekitar 12.611 tenaga kerja pada fase development dan sekitar 850 tenaga kerja pada fase operasi. Multiplier effect yang diharapkan bisa terwujud, sehingga masyarakat sekitar proyek merasakan langsung dampak positif keberadaan proyek ini,” kata Yuliot dalam Peresmian Fase Front-End Engineering Design (FEED) Proyek LNG Abadi di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Kementerian ESDM, lanjutnya, berkomitmen memastikan proyek menerapkan standar lingkungan tinggi, termasuk implementasi Carbon Capture Storage (CCS). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengembangkan potensi sumber daya alam sambil tetap berpegang pada prinsip good governance dan tanggung jawab lingkungan untuk mencapai target net zero emissions (NZE).
Yuliot mengatakan, proyek LNG Abadi akan memproduksi 9,5 Million Tonnes Per Annum (MTPA) LNG, 150 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas pipa, dan 35 ribu barel minyak kondensat per hari. “Gas bumi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor sekaligus meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menegaskan komitmen mempercepat perizinan proyek. SKK Migas menargetkan penyelesaian FEED pada akhir 2025. “Dalam proses FEED ini, kami juga akan menyiapkan tender sambil menyelesaikan perizinan. Pemerintah Indonesia sudah membuktikan bahwa seluruh perizinan dapat dituntaskan tahun ini juga,” katanya.
Inpex Masela, sebagai operator mewakili mitra perusahaan patungan, berharap proyek ini berkontribusi signifikan bagi pembangunan ekonomi wilayah timur Indonesia serta mendukung pencapaian target nasional net zero emission CO₂ pada 2060.
Jangka waktu production sharing contract (PSC) proyek LNG Abadi ditetapkan hingga 15 November 2055, dengan wilayah kontrak seluas 2.503 km² dan kedalaman laut 400–800 meter. Blok Masela berlokasi sekitar 170–180 km barat daya Kabupaten Kepulauan Tanimbar.