REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kondisi perbankan Indonesia saat ini telah pulih dari tekanan pandemi Covid-19. Pemulihan tersebut tercermin dari indikator loan at risk (LaR) yang turun di bawah 10 persen per Juli 2025.

“LaR sekarang sekitar 9,68 persen, lebih rendah dibandingkan sebelum Covid-19 yang masih di atas 10 persen. Jadi, perbankan kita sudah sepenuhnya pulih dari dampak negatif Covid-19,” ujar Purbaya dalam konferensi pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Data LPS menunjukkan tren LaR terus membaik sejak puncaknya pada 2020–2021. Saat itu, LaR sempat menembus 23,53 persen pada kuartal III 2020. Angka ini kemudian berangsur turun menjadi 14,05 persen pada akhir 2022, 10,94 persen di akhir 2023, hingga konsisten di bawah 10 persen sepanjang 2025.

Perbaikan LaR didukung oleh rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang tetap terkendali. Per Juli 2025, NPL tercatat 2,28 persen.

Purbaya menambahkan, kinerja intermediasi perbankan juga menunjukkan tren positif. Kredit tumbuh 7,03 persen secara tahunan (yoy) pada Juli 2025, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7 persen. Pertumbuhan DPK terutama ditopang peningkatan giro 10,72 persen (yoy) dan tabungan 5,91 persen (yoy).

Dari sisi permodalan, perbankan masih memiliki bantalan risiko yang kuat dengan rasio kecukupan modal (KPMM) sebesar 25,81 persen per Juni 2025. Likuiditas juga terjaga dengan rasio AL/NCD di level 119,43 persen (ambang batas 50 persen) dan AL/DPK 27,08 persen (ambang batas 10 persen).

“Permodalan solid, risiko kredit terkendali, dan LaR sudah lebih rendah dibanding sebelum pandemi. Jadi kondisinya bisa disebut pulih sepenuhnya,” kata Purbaya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika