Kamis 17 Jul 2025 16:42 WIB

Mendag Sebut Peluang Ekspor ke AS Makin Besar

Kemendag telah memetakan 10 produk unggulan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso.
Foto: Republika.co.id
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perdagangan Budi Susanto menyebut tarif tambahan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen justru menjadi keunggulan tersendiri. Menurutnya, angka ini lebih rendah dibandingkan tarif yang dikenakan terhadap negara-negara Asia Tenggara lainnya.

“Kalau dulu kita bersaing ekspor ke AS itu dengan tarif yang sama. Sekarang kita mempunyai kelebihan,” ujar Budi usai acara Peluncuran Hari Ritel Nasional (HRN) 2025 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga

Sebagai perbandingan, tarif ekspor Vietnam dan Filipina ke AS masing-masing mencapai 20 persen, sedangkan Thailand dan Malaysia dikenai tarif yang lebih tinggi, yaitu 25 persen dan 27 persen. Posisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tarif ekspor terendah di antara mitra utama kawasan Asia Tenggara.

Dengan kondisi tersebut, Budi optimistis tarif 19 persen dapat memberikan dua keuntungan utama, yaitu memperkuat ekspor produk nasional dan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi asing.

“Kesempatan untuk ekspor ke Amerika justru sekarang semakin besar. Jadi kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata Budi.

Ia menyebut Kemendag telah memetakan 10 produk unggulan yang berpeluang besar menembus pasar AS, salah satunya adalah produk alas kaki. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan posisi Indonesia terhadap para pesaing utama di sektor yang sama.

“Sampai 1 Agustus ini masih melihat terus pesaing kita itu dapat (tarif) berapa persen. Misalnya produk alas kaki, siapa saja, kan ada sepuluh pesaingnya, itu dapat tarif berapa,” jelasnya.

Selain pasar AS, Budi menekankan potensi pasar Eropa juga terbuka lebar setelah tercapainya kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kesepakatan itu diharapkan memperluas akses produk Indonesia di pasar global.

“Kita mendorong ekspor ke Amerika dan juga ke UE. Kita sudah identifikasi produk-produk unggulan kita. Yang masuk ke EU kita identifikasi, yang masuk ke Amerika juga sudah kita identifikasi,” ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement