Selasa 15 Jul 2025 13:39 WIB

ICP Indonesia Naik Drastis, Ketegangan AS-Iran-Israel Jadi Pemicu

Harga minyak merespons ketidakpastian geopolitik dan permintaan global yang meningkat

Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Juni 2025 meroket hingga 69,33 dolar AS per barel.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Juni 2025 meroket hingga 69,33 dolar AS per barel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Juni 2025 meroket hingga 69,33 dolar AS per barel. Harga ini naik dari ICP Mei 2025 sebesar 62,75 dolar AS per barel imbas ketegangan di Timur Tengah.

"Adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendukung terjadinya spekulasi dan sentimen pasar yang memperkuat lonjakan harga minyak dunia di pasar berjangka, akibat pembelian minyak untuk mengantisipasi kenaikan lebih lanjut," ujar Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tri Winarno dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Baca Juga

Dengan demikian, kenaikan ICP Juni 2025 dan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar pada kendala pasokan minyak mentah akibat peningkatan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah.

Dimulai dari serangkaian serangan udara yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Iran, dan Israel, hingga ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran yang dapat berdampak pada kelancaran arus perdagangan minyak dunia.

Tak hanya itu, berdasarkan laporan OPEC bulan Juni, terdapat revisi kenaikan permintaan minyak dunia untuk kuartal III 2025 dan "full year" 2025 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, masing-masing sebesar 0,14 juta barel per hari.

Di sisi lain, terdapat peningkatan permintaan minyak di AS karena memasuki "driving season" atau musim mengemudi.

"Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga minyak mentah bulan Juni 2025 adalah penurunan nilai tukar dolar AS di bulan Juni 2025 yang mendorong investor global untuk masuk ke komoditas minyak dan berdampak pada peningkatan permintaan minyak," tutur Tri.

Selain itu, lanjut dia, kesepakatan AS dan China untuk memangkas tarif impor secara signifikan pada 14 Mei–14 Agustus 2025 memberikan sentimen positif di pasar, yang turut menyebabkan kenaikan harga minyak bulan Juni.

Sementara, untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah, selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi peningkatan permintaan minyak terutama di China dan India, serta peningkatan Official Selling Price (OSP) oleh Saudi Aramco untuk ekspor minyak ke kawasan Asia pada Juni 2025, dikarenakan kondisi marjin kilang regional yang kuat.

Adapun rincian perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Juni 2025 dibandingkan Mei 2025, mengalami kenaikan sebagai berikut:

Dated Brent naik sebesar 7,24 dolar AS per barel, dari 64,22 dolar AS per barel menjadi 71,46 dolar AS per barel; WTI (Nymex) naik sebesar 6,39 dolar AS per barel, dari 60,94 dolar AS per barel menjadi 67,33 dolar AS per barel;

Brent (ICE) naik sebesar 5,79 dolar AS per barel, dari 64,01 dolar AS per barel menjadi 69,80 dolar AS per barel; Basket OPEC naik sebesar 6,18 dolar AS per barel, dari 63,62 dolar AS per barel menjadi 69,80 dolar AS per barel;

Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik sebesar 6,58 dolar AS per barel, dari 62,75 dolar AS per barel menjadi 69,33 dolar AS per barel.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement