Selasa 19 Aug 2025 11:25 WIB

Aftech Ungkap Kerugian Finansial dari Penipuan Digital dalam Dua Bulan, Segini Nilainya

Angka kerugian akibat penipuan digital terus menekan keamanan keuangan masyarakat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi scamming. Jumlah kerugian finansial dari aksi penipuan digital mencapai Rp 476 miliar. Ini hanya dalam dua bulan pada akhir 2024 hingga awal 2025.
Foto: dok Freepik
Ilustrasi scamming. Jumlah kerugian finansial dari aksi penipuan digital mencapai Rp 476 miliar. Ini hanya dalam dua bulan pada akhir 2024 hingga awal 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Aldi Haryopratomo menngungkapkan jumlah kerugian finansial dari aksi penipuan digital mencapai Rp 476 miliar. Ini hanya dalam dua bulan pada akhir 2024 hingga awal 2025.  

“Dari November 2024 hingga Januari 2025 estimasi kerugian finansial dari berbagai bentuk penipuan digital sudah mencapai Rp 476 miliar, hampir setengah triliun, dengan 1,2 juta pengaduan yang masuk ke berbagai pihak,” kata Aldi saat menyampaikan sambutan dalam acara ‘Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal’ yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkolaborasi Aftech di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (19/8/2025). 

Baca Juga

Menurut Aldi, kasus penipuan online masih menjadi isu keamanan yang terbilang krusial. Mengutip hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) 2025, kasus keamanan di internet berupa penipuan online pada 2025 mencapai hingga 22,12 persen. Angka tersebut sedikit turun dibandingkan pada 2024 sebesar 24,89 persen. 

“Jadi, penipuan online masih menjadi kasus keamanan yang paling tinggi. Saya membayangkan betapa sibuknya tim yang menerima pengaduan ini,” ujarnya. 

Oleh sebab itu, Aldi mengatakan perlunya upaya yang lebih masif dalam memberantas kasus penipuan ataupun scam secara umum di sektor keuangan. Salah satunya dengan mengadakan acara kampanye berantas scam. 

Scam ini macam-macam metodenya, orang mencari pekerjaan jadi malah kena tipu, orang yang ingin bayar pajak malah diambil uangnya, atau orang terinspirasi oleh ingin cepat kaya, sehingga mulai investasi di hal-hal yang mungkin tidak layak investasi. Hari ini kita berkumpul untuk dua tujuan, pertama bagaimana bisa bersama-sama diskusi dan membuat komitmen untuk memberantas segala ha terkait scam dan aktivitas ilegal karena ini butuh kolaborasi untuk semua pihak industri. Kedua, untuk ekosistem keuangan ini bisa menjadi penggerak ekonomi,” terang Aldi. 

Aldi berharap dengan adanya upaya yang lebih maksimal dalam memberantas scam, sistem keuangan digital dapat lebih aman dari penipuan. Dengan demikian, pada akhirnya industri keuangan digital juga bisa memberikan kontribusi yang maksimal pada pertumbuhan ekonomi nasional. 

Cyber security governance sangat penting untuk kita kuatkan bersama-sama. Tentang bagaimana kita mengurangi scam sehingga masyarakat aware, bagaimana agar kita di industri juga menjaga agar governance kita kuat, baik dari regulator maupun peserta dari industri, sehingga masyarakat yang menggunakan nyaman dan tidak berpikir dua kali, bisa membedakan antara yang bohong dan yang benar,” jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement