REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja perdagangan saham yang rerata mengalami pelemahan pada periode 16-20 Juni 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat ditutup di level 6.907.
"Kapitalisasi pasar BEI mengalami perubahan sebesar 3,17 persen menjadi Rp 12.099 triliun dari Rp 12.495 triliun pada sepekan sebelumnya. IHSG sepekan mengalami perubahan sebesar 3,61 persen dan ditutup pada level 6.907,138 dari 7.166,065 pada pekan lalu," tulis BEI dalam keterangannya, dikutip Ahad (22/6/2025).
Adapun, rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan mengalami perubahan sebesar 7,63 persen menjadi
Rp 15,01 triliun dari Rp 16,24 triliun pada pekan sebelumnya. Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian selama pekan ini mengalami perubahan sebesar 8,15 persen menjadi 1,31 juta kali transaksi dari 1,42 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian Bursa pada sepekan terakhir mengalami perubahan yaitu sebesar 13 persen menjadi 24,41 miliar lembar saham dari 28,05 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Dengan dinamika data perdagangan tersebut, tercatat investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 2,73 triliun. Dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 53,10 triliun.
Diketahui, pada periode 16-20 Juni 2025, BEI melaksanakan sejumlah kegiatan. Pada Kamis (19/6/2024) terdapat dua pencatatan obligasi di PT BEI. Yaitu Obligasi I Dwi Guna Laksana Tahun 2025 dan Obligasi Subordinasi
Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap II Tahun 2025. Obligasi I Dwi Guna Laksana Tahun 2025
diterbitkan oleh PT Dwi Guna Laksana Tbk dicatatkan dengan nominal Rp300 miliar. Obligasi ini memperoleh peringkat irA- (Single A Minus) dari PT Kredit Rating Indonesia, dengan PT Bank Sinarmas Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Kemudian, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap II Tahun 2025 diterbitkan oleh PT Bank Victoria International Tbk dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar. Peringkat yang diberikan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi ini adalah idBBB (Triple B), dan PT Bank Mega Tbk berperan sebagai Wali Amanat dalam penerbitan tersebut.
"Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 58 emisi dari 37 emiten senilai Rp 71,08 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 619 emisi dengan outstanding sebesar Rp 491,84 triliun dan 112,08 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 134 emiten," jelasnya.
Sedangkan, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 189 seri dengan nilai nominal Rp 6.351,32 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Selain itu, di BEI telah tercatat 7 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,22 triliun.
Pada periode pekan tersebut, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya serta didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Sharia Investment Week (SIW) 2025. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, dari 19 hingga 21 Juni 2025 secara hybrid di Main Hall BEI dan melalui platform siw.idx.co.id.
Mengusung tema “The Pursuit of Blessed and Wealthy Life” yang terinspirasi dari film dan series populer, SIW 2025 menghadirkan rangkaian kegiatan seperti expo dan virtual, hiburan, serta tujuh sesi seminar dan talk show dengan 24 narasumber, termasuk figur publik seperti Nicholas Saputra, Raim Laode, dan Ustaz Dennis Lim. Terdapat 47 booth yang dapat dikunjungi secara langsung maupun
virtual, mencakup anggota bursa, lembaga keuangan syariah, regulator, hingga lembaga filantropi Islam.
Melalui penyelenggaraan tersebut, BEI menyampaikan, SIW 2025 diharapkan mampu memperluas jangkauan edukasi pasar modal syariah ke seluruh lapisan masyarakat serta memperkuat citra dan daya tarik pasar modal syariah Indonesia di mata publik. Eva Rianti