REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Frekuensi penerbangan di 40 bandara Amerika Serikat akan dikurangi sebesar 10 persen mulai Jumat (7/11/2025) akibat dihentikannya kegiatan pemerintah federal (shutdown) yang kini memasuki hari ke-36.
“Akan ada pengurangan kapasitas sebesar 10 persen di 40 lokasi kami,” kata Menteri Perhubungan AS, Sean Duffy, dalam konferensi pers di Louisville, Kentucky, Rabu (5/11/2025).
“Langkah ini tidak didasarkan pada jumlah penerbangan dari tiap lokasi, tetapi pada titik tekanan dan cara kami menguranginya,” ujarnya dilansir laman Anadolu Agency.
Dalam konferensi pers yang sama, Kepala Badan Penerbangan Federal (FAA), Bryan Bedford, mengatakan pihaknya memutuskan pengurangan penerbangan terjadwal sebesar 10 persen untuk mengurangi beban kerja pengatur lalu lintas udara.
Ia menambahkan, jika kekurangan staf operasional di sejumlah bandara terus terjadi hingga mencapai level berbahaya, maka kebijakan pengurangan penerbangan tambahan akan diterapkan di bandara-bandara tersebut.
Sehari sebelumnya, Duffy memperingatkan shutdown telah meningkatkan risiko dalam layanan penerbangan. Pembatalan penerbangan, dan bahkan kemungkinan penutupan wilayah udara, bisa terjadi apabila para pengatur lalu lintas udara tidak menerima gaji pada pekan depan.
Data dari situs pelacakan penerbangan FlightAware menunjukkan ribuan penerbangan di seluruh AS mengalami penundaan setiap hari. Shutdown kali ini telah memasuki hari ke-36, melampaui rekor sebelumnya (35 hari) pada 2018–2019, yang menjadikannya sebagai penghentian kegiatan pemerintah terlama dalam sejarah AS.
Kegagalan Kongres AS mengesahkan rancangan anggaran telah membuat pemerintah federal lumpuh karena tidak memiliki dana untuk menjalankan kegiatan rutin.