Kamis 06 Nov 2025 15:14 WIB

Guru Besar IPB: Ilmu Ekonomi Pertanian Berperan Penting bagi Kesejahteraan Petani

Yusman menegaskan relevansi ekonomi pertanian dalam menghadapi tantangan zaman.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Rektor IPB University Arif Satria dalam acara Peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Rektor IPB University Arif Satria dalam acara Peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Yusman Syaukat, mengatakan ilmu ekonomi pertanian telah memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan Yusman dalam acara peringatan 50 Tahun Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Golden Jubilee dan Temu Alumni Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

“Hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk merenungkan kembali makna perjalanan panjang ini serta menatap masa depan dengan visi baru,” ujar Yusman.

Baca Juga

Ia menyebut, peringatan setengah abad merupakan tonggak bersejarah bagi Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB dalam berkontribusi mewujudkan kesejahteraan petani dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Yusman berharap disiplin ilmu ini tidak sekadar menjadi catatan akademis, melainkan tetap relevan, berorientasi solusi, dan berpihak pada kepentingan publik — terutama di era yang semakin kompleks ketika sektor pertanian dihadapkan pada krisis iklim, digitalisasi, fluktuasi harga pangan, hingga regenerasi petani.

“Acara 50 tahun ini bukan hanya perayaan, tetapi juga refleksi dan penyusunan arah baru. Melalui momentum emas ini, kita ingin memastikan ilmu ekonomi pertanian tetap relevan, unggul, dan berdampak — bukan hanya selama 50 tahun terakhir, tetapi juga untuk 50 tahun ke depan,” sambung Yusman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement