Rabu 18 Jun 2025 14:18 WIB

Business Matching UMKM Tembus Rp 1,1 Triliun hingga Mei 2025

Kemendag fasilitasi ratusan transaksi ekspor lewat 296 sesi penjajakan bisnis.

Pengunjung memilah produk yang dipamerkan pada gelaran  International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) on October ke-3 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (4/10/2024). Pameran produk UMKM seni kriya dan busana terbesar se Asia Tenggara tersebut digelar pada 2 - 6 Oktober 2024. Sebanyak 897 pelaku UMKM turut berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan menjual beragam produk kerajinan, pakaian, perhiasan, perabotan rumah yang dihasilkan oleh UMKM. Gelaran Inacraft 2024 on October vol.3 ini merupakan bagian dari pameran Inacraft utama yang digelar setiap April.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memilah produk yang dipamerkan pada gelaran International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) on October ke-3 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (4/10/2024). Pameran produk UMKM seni kriya dan busana terbesar se Asia Tenggara tersebut digelar pada 2 - 6 Oktober 2024. Sebanyak 897 pelaku UMKM turut berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan menjual beragam produk kerajinan, pakaian, perhiasan, perabotan rumah yang dihasilkan oleh UMKM. Gelaran Inacraft 2024 on October vol.3 ini merupakan bagian dari pameran Inacraft utama yang digelar setiap April.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat total transaksi hasil penjajakan bisnis atau business matching dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada Januari–Mei 2025 mencapai 68,65 juta dolar AS atau setara Rp 1,1 triliun. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, mengatakan nilai tersebut tumbuh 19,16 persen dibandingkan periode Januari–April 2025 yang mencatat total transaksi sebesar 57,61 juta dolar AS.

“Kami terus berkomitmen membuka akses pasar seluas-luasnya bagi produk UMKM. Business matching menjadi jembatan penting agar pelaku UMKM mengenal pasar global dan mampu mencatatkan transaksi nyata dengan buyer luar negeri,” ujar Puntodewi melalui keterangan di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga

Fajarini menjelaskan, selama lima bulan pertama 2025, Kemendag melalui perwakilan perdagangan (perwadag) RI di 33 negara akreditasi telah memfasilitasi 296 kegiatan business matching.

Kegiatan tersebut terdiri atas 197 sesi pitching dan 99 sesi pertemuan langsung antara pelaku UMKM dan buyer potensial.

Total capaian business matching selama Mei 2025 menghasilkan potensi transaksi senilai 11,05 juta dolar AS. Nilai itu terdiri atas purchase order (PO) sebesar 10,65 juta dolar AS dan potensi transaksi senilai 400 ribu dolar AS.

Pada Mei 2025, telah dilaksanakan 50 kegiatan business matching, dengan rincian 32 sesi pitching dan 18 pertemuan dengan buyer. Sebanyak 119 UMKM berpartisipasi dengan jenis produk yang beragam, antara lain fesyen, kerajinan, dekorasi rumah (home decor), belalang goreng, produk perikanan, kopi, kertas, serta makanan dan minuman olahan lainnya.

Selama periode tersebut, Kemendag juga mencatat lebih dari 17 buyer dari tujuh negara mitra telah terlibat. Hal ini menunjukkan keseriusan buyer internasional terhadap produk UMKM Indonesia sekaligus membuka peluang kemitraan jangka panjang yang berkelanjutan.

Dalam pelaksanaan business matching, Kemendag mendapat dukungan aktif dari 11 pembina UMKM. Beberapa di antaranya merupakan lembaga strategis seperti Padi UMKM, Bank Indonesia (BI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), dan Pertamina.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement