REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan simpanan pada hampir semua tiering atau kelompok nominal yang mengalami perlambatan pada April 2025. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor musiman, di mana masyarakat banyak membelanjakan uangnya saat libur panjang Idulfitri.
“Tapi ini (perlambatan) bukan berarti karena ekonominya memburuk. Musimannya memang seperti itu (faktor libur panjang),” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers di Jakarta, dikutip Rabu (28/5/2025).
Berdasarkan data LPS, simpanan dengan nominal di bawah Rp500 juta tumbuh 4,09 persen year on year (yoy) pada April 2025, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,03 persen yoy.
Begitu pula simpanan pada tiering lainnya. Simpanan Rp500 juta–Rp1 miliar tumbuh 4,25 persen yoy (Maret 2025: 5,74 persen yoy), Rp 1 miliar–Rp 2 miliar tumbuh 2,88 persen yoy (Maret 2025: 3,52 persen yoy), dan Rp2 miliar–Rp5 miliar tumbuh 2,98 persen yoy (Maret 2025: 4,44 persen yoy).
LPS juga mencatat penurunan simpanan pada seluruh tiering di bawah Rp 100 juta dengan rentang 3,50 persen yoy hingga 5,85 persen yoy. Sementara itu, simpanan tier nominal di atas Rp5 miliar justru mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 4,73 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, total nominal simpanan per April 2025 mencapai Rp 9.075,92 triliun, tumbuh 4,3 persen year to date (ytd) namun melambat -0,02 persen secara month on month (mom).
Meski melambat pada April 2025, Purbaya meyakini simpanan nasabah di perbankan akan kembali tumbuh membaik setelah faktor liburan musiman berakhir.
“Menurut saya, ke depannya (simpanan nasabah) akan naik lagi, karena ketika healing (masyarakat liburan) kan uangnya dibelanjakan, nanti yang jual barang setelah beberapa lama uangnya masuk lagi ke perbankan. Jadi, perputaran ekonomi lebih bagus,” kata Purbaya.
Per April 2025, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,55 persen yoy. Penghimpunan DPK ditopang produk giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 6,02 persen yoy dan 6,05 persen yoy.
Sedangkan kredit perbankan pada periode yang sama tumbuh 8,88 persen yoy. Pertumbuhan kredit investasi menjadi yang tertinggi, yakni 15,2 persen yoy.
Pada Selasa, LPS menetapkan untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan (TBP) simpanan dalam rupiah di bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) sebesar 25 basis poin (bps). Namun, TBP simpanan dalam valuta asing di bank umum tetap dipertahankan.
TBP simpanan rupiah pada bank umum menjadi 4,00 persen dan pada BPR sebesar 6,50 persen. Sementara itu, TBP simpanan valuta asing di bank umum tetap di level 2,25 persen. TBP tersebut berlaku untuk periode 1 Juni hingga 30 September 2025.