Jumat 25 Apr 2025 09:15 WIB

Indonesia Bakal Tawarkan Pusat Data dan Reformasi Investasi untuk Hadapi Tarif AS

Indonesia juga menyiapkan penyederhanaan prosedur impor dan bea cukai.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Indonesia mengambil langkah konkret menghadapi kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) dengan menyiapkan kemitraan strategis di sektor digital, investasi pusat data, serta reformasi regulasi. Hal ini disampaikan langsung dalam pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan United States-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington DC, Rabu (23/4/2025) waktu setempat.

Dalam forum tersebut, hadir perusahaan-perusahaan besar AS seperti Amazon, Cisco, Cargill, Pfizer, Freeport, Boeing, dan Lockheed Martin. Pemerintah menawarkan peluang kerja sama yang bisa menjadi bagian dari strategi menghadapi tekanan tarif global, termasuk relaksasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dan kesehatan.

Baca Juga

Selain itu, Indonesia juga menyiapkan penyederhanaan prosedur impor dan bea cukai, serta penguatan neraca komoditas agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri dan perdagangan internasional.

“Amazon dan Cisco yang turut hadir dalam pertemuan menyampaikan komitmennya untuk mendukung Indonesia menjadi hub data center yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan AI,” tertulis dalam keterangan resmi, Jumat (25/4/2025).

Kawasan Batam dan Bintan disebut sebagai Free Trade Zone (FTZ) yang penting untuk mendukung investasi perusahaan teknologi AS. US-ABC menyambut positif langkah Indonesia yang terbuka terhadap masukan sektor swasta dalam merespons kebijakan tarif AS.

“US-ABC menyampaikan apresiasi terhadap rencana Pemerintah Indonesia untuk membentuk Satuan Tugas Deregulasi untuk mengoordinasikan implementasinya ke depan,” masih dalam keterangan resmi tersebut.

US-ABC juga menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif pemerintah Indonesia yang inklusif dan transparan dalam menghimpun masukan dari sektor swasta untuk merumuskan tanggapan terhadap kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat. Selain itu, US-ABC juga menyampaikan dukungan terhadap Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan langkah strategis dalam menghadapi kebijakan tarif AS sekaligus memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya sinergi dengan sektor swasta global untuk memperkuat posisi Indonesia dalam proses negosiasi. “Kami berterima kasih atas masukan US-ABC, dan kami berkomitmen untuk menciptakan kebijakan yang mendukung investasi dan membangun kemitraan yang saling menguntungkan,” ujar Airlangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement