Ahad 13 Apr 2025 09:54 WIB

Krakatau Steel Andalkan Efisiensi dan Inovasi Hadapi Dampak Tarif AS

Krakatau Steel juga akan memperluas pasar ekspor.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Seorang pekerja mengecek baja lembaran di pabrik Hot Strip Mill PT Krakatau Steel.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Seorang pekerja mengecek baja lembaran di pabrik Hot Strip Mill PT Krakatau Steel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk fokus menjalankan efisiensi bisnis dan organisasi sebagai respons terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Direktur Utama Krakatau Steel Akbar Djohan menegaskan perusahaan tidak akan terpaku pada kebijakan AS, melainkan akan mengoptimalkan efisiensi di seluruh lini operasional dan memperluas jangkauan pasar ekspor ke berbagai negara.

"Prinsip utama kami adalah fokus pada hal-hal yang ada di depan mata. Tantangan saya adalah bagaimana melakukan efisiensi secara masif di semua lini. Selain itu, inovasi berkelanjutan menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas," ujar Akbar dalam keterangan tertulis, Ahad (13/4/2025).

Baca Juga

Meskipun kebijakan tarif dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi memberikan tekanan pada industri baja nasional, Akbar menyatakan keyakinannya bahwa Krakatau Steel akan mampu mengatasi tantangan tersebut. Peningkatan produktivitas dan inovasi akan terus didorong untuk mempertahankan daya saing perusahaan di pasar global. Melalui strategi efisiensi yang terukur, inovasi produk, dan ekspansi pasar yang cermat, Krakatau Steel optimis dapat memperkuat posisinya dalam perdagangan baja internasional.

Akbar menjelaskan lebih lanjut bahwa AS bukanlah pasar ekspor utama bagi Krakatau Steel. Selama ini, perusahaan telah berhasil menjangkau berbagai negara untuk ekspor produk bajanya, termasuk Italia, India, Pakistan, Spanyol, Portugal, dan negara-negara di benua Afrika.

"Kami telah memiliki jejak ekspor yang signifikan ke berbagai negara, mulai dari India, Pakistan, hingga Afrika. Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, fokus utama kami adalah melakukan efisiensi secara menyeluruh dan mendorong inovasi di setiap aspek operasional perusahaan," tegas Akbar.

Berdasarkan data perusahaan, kontribusi ekspor baja Krakatau Steel ke AS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat hanya sekitar 18 persen. Menyadari hal ini, Krakatau Steel aktif memperluas jaringan ekspornya dengan membidik pasar-pasar potensial di luar AS.

Sebagai contoh, melalui anak perusahaannya, PT Krakatau Baja Industri, perusahaan baru-baru ini berhasil mengekspor 5.000 ton baja lapis dengan merek nexalume, nexium, dan nexcolor ke AS dengan nilai mencapai 12 juta dolar AS pada bulan Februari 2025. Selain itu, hingga bulan Maret 2025, Krakatau Steel juga telah mengirimkan 11.600 ton baja hot rolled coil (HRC) ke sejumlah negara di Eropa, termasuk Italia, Spanyol, dan Portugal.

"Kami berkomitmen untuk menjaga keseimbangan rantai pasok. Kami tidak ingin hanya fokus pada ekspor semata, seperti halnya bisnis batu bara. Fokus utama kami tetap pada kebutuhan pasar domestik,” kata Akbar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement