Ahad 23 Feb 2025 11:01 WIB

Kinerja Sepekan Terakhir: BEI Catat Kapitalisasi Pasar Rp 11.785 Triliun

Data perdagangan saham BEI sepekan terakhir ditutup pada zona positif.

Rep: Eva Rianti/ Red: Indira Rezkisari
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kinerja pasar modal dalam sepekan terakhir, periode 17—21 Februari 2025. Tercatat, nilai kapitalisasi pasar Bursa pada sepekan tersebut mencapai Rp 11.785 triliun.

“Sejumlah data perdagangan saham BEI selama periode 17—21 Februari 2025 masih ditutup pada zona positif,” tulis BEI dalam keterangan resmi, dikutip Ahad (23/2/2025).

Baca Juga

BEI mencatat, peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 18,99 persen menjadi 18,38 miliar lembar saham dari 15,45 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Peningkatan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 6,17 persen, menjadi 1,23 juta kali transaksi dari 1,16 juta kali transaksi pada pekan lalu.

“Kapitalisasi pasar Bursa pekan ini mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen menjadi Rp 11.786 triliun dari Rp 11.401 triliun pada sepekan sebelumnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini mengalami kenaikan sebesar 2,48 persen menjadi berada pada level 6.803,001 dari 6.638,459 pada pekan lalu,” lanjutnya.

Namun, selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami penurunan, yaitu sebesar 3,74 persen sehingga menjadi Rp 11,78 triliun dari Rp 12,24 triliun pada pekan sebelumnya. Investor asing di akhir pekan itu mencatatkan nilai jual bersih Rp 705,15 miliar. Dan sepanjang tahun 2025 investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 11,68 triliun.

Diketahui, pada pekan 17—21 Februari 2025, BEI melakukan berbagai kegiatan di dunia pasar modal. Pada pekan tersebut, terdapat pencatatan dua obligasi dan satu sukuk.

Pada Senin (17/2/2025), Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap V Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nominal Rp 2.066.993.000.000. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi tersebut adalah idAAA (Triple A) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan VII Sarana Multigriya Finansial Tahap VIII Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mulai dicatatkan di BEI dengan nominal sebesar Rp 704.925.000.000. Selain itu, dicatatkan pula Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap IV Tahun 2025 (SKSMFP01CN4) dengan nominal sebesar Rp 362.805.000.000.

Hasil pemeringkatan Pefindo untuk obligasi dan sukuk tersebut masing-masing adalah idAAA (Triple A) dan idAAAsy (Triple A Syariah). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam penerbitan efek ini.

“Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 16 emisi dari 12 emiten senilai Rp 18,39 triliun,” terang BEI.

Adapun total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 602 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 484,86 triliun dan 85,70 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 134 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp 6.097,37 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak delapan emisi EBA dengan nilai Rp 2,41 triliun.

Kemudian, BEI melanjutkan, Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) dan BEI bekerja sama menyelenggarakan Forum Bisnis Badan Pengurus Wilayah (BPW) HIPKA Jakarta pada Senin (17/2/2025). Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal serta untuk mendukung perusahaan yang merupakan anggota HIPKA agar dapat melakukan akselerasi pengembangan usaha dengan pemanfaatan akses pendanaan di pasar modal. Acara itu mengundang lebih dari 100 pemilik usaha kecil menengah yang merupakan anggota HIPKA.

BEI menambahkan, sebagai upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan In-house Training Pengembangan Ekonomi Daerah (IHT PED). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna meningkatkan literasi, inklusi, dan kemitraan keuangan di daerah. BEI bersama Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan menjadi narasumber pada salah satu sesi yang mengangkat tema “Tantangan dan Peluang Pengembangan Ekonomi Daerah” melalui pemanfaatan pasar modal dan securities crowd funding sebagai alternatif pendanaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement