Selasa 18 Feb 2025 17:36 WIB

Dukung Ketahanan Pangan, Perindo Gandeng Perusahaan Cina dan Inggris

Inggris akan mendukung target Indonesia dalam memperkuat sektor perikanan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Anggota holding BUMN pangan (ID Food), PT Perikanan Indonesia (PPI) memastikan siap mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan khususnya di sektor perikanan.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Anggota holding BUMN pangan (ID Food), PT Perikanan Indonesia (PPI) memastikan siap mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan khususnya di sektor perikanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding BUMN pangan (ID Food), PT Perikanan Indonesia (Perindo) memastikan siap mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan khususnya di sektor perikanan. Direktur Utama Perindo Sigit Muhartono optimistis dapat meningkatkan kinerja di tahun 2025 dan seterusnya melalui pertumbuhan produksi dan kegiatan operasional perusahaan.

"Sebagai upaya meningkatkan produksi dan kinerja di tahun ini, Perindo menggandeng tiga perusahaan asing dan lokal untuk melakukan terobosan bisnis perikanan," uja Sigit Muhartono usai penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, Senin (17/2/2025).

Baca Juga

Dalam kerja sama ini, ucap Sigit, Perindo menggandeng perusahaan asal Inggris yakni AST Oceanics, perusahaan asal Cina yaitu International Marine Development Investment, serta PT Nusantara Resour Sinergi yang terafiliasi dengan Haitai Solar Group dari Cina. Sigit mengatakan Perindo berkomitmen memperkuat bisnis perikanan dari hulu hingga hilir agar terwujud swasembada pangan serta mendukung program ketahanan pangan dan gizi nasional.

Sigit menjelaskan kerja sama dengan AST Oceanics ini merupakan salah satu implementasi dari beberapa poin hasil lawatan bisnis Presiden Prabowo Subianto ke Inggris pada November 2024 lalu. Seperti diketahui, salah satu isu yang dibahas dalam lawatan itu yaitu sektor perikanan.  

Disebutkannya, Inggris akan mendukung target Indonesia dalam memperkuat sektor perikanan, di antaranya dengan memperkuat armada kapal penangkap ikan, pembuatan kapal, dan penangkapan ikan berkelanjutan. 

Kerja sama dengan AST Oceanics ini, lanjut Sigit, bertujuan untuk mengembangkan kapal dengan desain inovatif untuk meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan melalui  efisiensi pemrosesan ikan langsung di atas kapal setelah selesai penangkapan. 

"Hal ini untuk menekan penurunan kesegaran produk dalam proses produksi," lanjut Sigit. 

Sigit menyampaikan kerja sama pengembangan kapal tangkap ini dimulai dari desain rinci, pengadaan, konstruksi (yang akan dibuat di galangan Indonesia), pengiriman, dan selanjutnya pengoperasian atas kapal yang dimaksud. Dalam tahap pertama, akan dibuat dua buah prototype kapal terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan total 20 kapal sesuai yang direncanakan, dengan biaya investasi sekitar dua juta dolar AS untuk setiap. 

"Dukungan pembiayaan atas proyek ini akan diperoleh dari UK export credit facility," sambung Sigit. 

Selanjutnya, ucap Sigit, PPI juga menggandeng International Marine Development Investment Co, Ltd untuk mengembangkan dan memodernisasi infrastruktur pelabuhan perikanan Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas ekspor perikanan. Selain itu, kerja sama juga meliputi partisipasi dalam progam penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota dengan pengoperasian sejumlah kapal tangkap ikan di wilayah yang ditentukan.

“Kami akan bekerja sama untuk akses dan pemanfaatan infrastruktur serta fasilitas pelabuhan perikanan di Muara Baru Jakarta, Sorong dan Belawan. Khusus Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) akan dikembangkan untuk properti komersial, perluasan pelabuhan, fasilitas destinasi pariwisata dan revitalisasi fasilitas dermaga," ucap Sigit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement