Selasa 18 Feb 2025 17:05 WIB

IHSG Ditutup Menguat Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG ditutup menguat 46,27 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.873,55.

Pekerja berjalan disamping refleksi layar yang menampilkan data pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025). Pada pembukaan  perdagangan saham 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  dibuka hijau dengan menguat 30,21 poin atau 0,43 persen ke level 7110.114.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja berjalan disamping refleksi layar yang menampilkan data pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025). Pada pembukaan perdagangan saham 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau dengan menguat 30,21 poin atau 0,43 persen ke level 7110.114.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/2/2025) sore ditutup naik mengikuti penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 46,27 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.873,55. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,61 poin atau 0,96 persen ke posisi 804,06.

“Telah muncul kesadaran di kalangan negara anggota Uni Eropa bahwa mereka tidak bisa lagi terlalu tergantung pada Amerika Serikat (AS) untuk melindungi mereka, sehingga harus meningkatkan belanja pertahanan,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Perkembangan itu memperkuat pandangan bahwa emisi atau penjualan surat utang harus ditingkatkan, karena negara-negara Eropa harus menanggung biaya kesepakatan perdamaian yang langgeng antara Ukraina dan Rusia.

Pemerintah AS telah meminta negara-negara Eropa untuk menjelaskan jaminan keamanan dan peralatan militer yang dapat mereka tawarkan kepada Ukraina untuk memastikan penyelesaian perdamaian yang langgeng.

Meningkatkan anggaran pertahanan dan melindungi Ukraina dapat membebani negara-negara besar Eropa dengan tambahan biaya 3,1 triliun dolar AS selama 10 tahun, ke depan menurut estimasi Bloomberg Economics.

Dari sisi moneter, The Reserve Bank of Australia (RBA) diprediksi akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan atau pertama dalam empat tahun, sebesar 25 bps menjadi 4,1 persen.

Namun demikian, pasar tenaga kerja yang solid, belanja konsumen yang tangguh, pertumbuhan kredit yang kuat, dan nilai tukar mata uang dolar Australia yang lebih lemah dapat menjadi alasan bagi RBA untuk menahan suku bunga.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 2,08 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor keuangan yang masing-masing naik sebesar 1,56 persen dan 1,09 persen.

Sementara itu, empat sektor menurun yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam minus sebesar 0,74 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 0,66 persen dan 0,66 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MMIX, SMIL, DATA, KEJU, dan SMKL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni AWAN, VIVA, PACK, BHIT, dan MANG.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.220.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,25 miliar lembar saham senilai Rp 12,67 triliun. Sebanyak 371 saham naik 212 saham menurun, dan 372 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 96,15 poin atau 0,25 persen ke 39.270,40, indeks Shanghai melemah 31,34 poin atau 0,93 persen ke 3.324,49, indeks Kuala Lumpur melemah 8,84 persen atau 0,56 poin ke posisi 1,582,76, indeks Straits Times menguat 2,08 poin atau 0,13 persen ke 1.584,84.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement