Ahad 13 Jul 2025 06:24 WIB

Ekraf Serap Jutaan Tenaga Kerja, Gekrafs Dorong Inovasi dan Kemandirian UMKM

Ekraf menjadi andalan pemerintah untuk tumbuhkan ekonomi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi pelaku usaha ekonomi kreatif
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi pelaku usaha ekonomi kreatif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir, sektor ekonomi kreatif (ekraf) berhasil menyerap antara stau hingga 2,5 juta tenaga kerja. Menariknya, sekitar 80 persen kontribusi itu berasal dari tiga subsektor utama, yakni kriya, kuliner, dan fesyen. 

Ketua OKK dan Pengembangan Wilayah DPP Gekrafs, Noval Abuzarr, menilai potensi ekraf sangat besar untuk masa depan Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja berkualitas, salah satunya melalui penguatan industri kreatif. 

Baca Juga

"Ekonomi kreatif adalah sektor yang mengandalkan ide manusia. Dan ide manusia itu tidak terbatas. Misalnya, bikin kopi di rumah mungkin cuma Rp 5 ribu, tapi dengan kemasan dan promosi yang baik, nilainya bisa berkali-kali lipat. Di situlah letak nilai tambah ekraf," ujar Noval dalam acara Creative Talks Road to Kongres 1 GEKRAFS di Jakarta, Jumat (11/7/2025). 

Noval hadir bersama CEO Scarf Media sekaligus Ketua Harian DPP GEKRAFS, Temi Sumarlin, serta ilustrator kenamaan Popomangun. Mereka menyoroti pentingnya inovasi, kreativitas, dan keterampilan individu dalam menopang sektor ekraf, yang meliputi seni, musik, desain, teknologi digital hingga kuliner. 

Kepada para pelaku dan pemula di industri kreatif, Noval membagikan sejumlah kiat agar produk mereka bisa bersaing dan berkembang. Di antaranya, menentukan produk yang jelas, memisahkan keuangan pribadi dan usaha, memperbaiki kemasan dengan memanfaatkan teknologi seperti AI, serta mendaftarkan produk ke Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). 

"Kalau produknya laris dan belum didaftarkan, bisa-bisa dicaplok orang. Jadi HaKI itu penting," ucap dia. 

Ketua Banom UMKM DPP Gekrafs, Faizal Hermiansyah menambahkan, integrasi antara UMKM dan ekonomi kreatif menjadi jalan menuju kemandirian ekonomi dan pengakuan global terhadap karya lokal. Ia menilai penyelenggaraan event Sovlo menjadi bukti bahwa ilustrator dan pelaku kreatif lokal memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergali. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement