Rabu 05 Feb 2025 18:43 WIB

Pengamat: Pemangkasan Anggaran Ancam Aspek Keselamatan Sektor Transportasi

Empat orang meninggal dunia setiap satu jam karena kecelakaan di jalan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pembangunan infrastruktur. Pengamat infrastuktur menyayangkan berkurangnya anggaran Kementerian PU.
Foto: Dok BP BATAM
Pembangunan infrastruktur. Pengamat infrastuktur menyayangkan berkurangnya anggaran Kementerian PU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Deddy Herlambang menilai aspek keselamatan di sektor transportasi masih kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Menurut Deddy, aspek ini tidak bisa ditawar dengan alasan efisiensi anggaran, baik di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) maupun Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

"Kita sudah krisis keselamatan. Data Korlantas 2024 mencatat empat orang meninggal dunia setiap satu jam karena kecelakaan di jalan. Itu belum termasuk yang mengalami luka berat maupun ringan, baik cacat sementara atau permanen," ujar Deddy saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Baca Juga

Deddy mencontohkan insiden kecelakaan truk di gerbang Tol Ciawi yang menewaskan delapan orang. Menurut Deddy, kecelakaan tersebut menjadi bukti pemerintah tidak pernah serius menekan kebijakan zero Over Dimension and Over Loading (ODOL).

"Tingkat kecelakaan truk ODOL setiap tahun itu bertambah," ucap Deddy. 

Deddy mengkritisi rencana pemerintah memangkas alokasi anggaran untuk sektor transportasi. Deddy menyebut program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah tidak seharusnya mengorbankan keselamatan di jalan.

"Kita sehat dan pintar, lalu mati di jalan, buat apa?" tanya Deddy.

Deddy menyampaikan pemerintahan Prabowo-Gibran tidak memiliki keberpihakan terhadap sektor transportasi dan infrastruktur. Padahal, lanjut Deddy, kedua sektor ini penting dalam menopang keberhasilan program MBG. 

"Kita menyesalkan program utama Presiden Prabowo Subianto tidak memasukkan transportasi dan infrastruktur menjadi prioritas, program pendukung pun tidak. Lalu bagaimana mau deliver MBG bila akses jalan di daerah-daerah tidak ada," sambung Deddy. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement