Rabu 11 Dec 2024 15:57 WIB

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ini Strategi Menteri Investasi

Target investasi mencapai Rp 1.906 triliun pada 2025.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Rosan Perkasa Roeslani di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2024).
Foto: Antara//Livia Kristianti
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Rosan Perkasa Roeslani di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi 8 persen menjadi isu utama pemerintahan saat ini. Presiden Prabowo Subianto menargetkan untuk bisa mencapai level tersebut, di era kepemimpinannya.

Sebuah tugas yang sangat menantang bagi personel kabinet merah-putih. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyinggung hal ini. 

Baca Juga

"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen antaraa 2025-2029, diperlukan investasi sebesar Rp 13.528 triliun," kata Rosan saat berbicara dalam Rapat Koordinasi Investasi 2024, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Ia menerangkan rata-rata pertumbuhan investasi selama periode tersebut, per tahunnya 16,75 persen. Lalu rata-rata penyerapan tenaga kerja dari 2025-2029, per tahunnya 3,47 juta orang. Berbagai variabel ini memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Target realisasi investasi tersebut, sudah ditetapkan. Pada 2025, jelas Rosan, berada di angka 1.906 triliun. Secara berkala, target ini bakal dinaikkan.

"Ini bukan tugas mudah, memerlukan sinergi dan kolaborasi dari seluruh kementerian dan badan, sampai provinisi, kabupaten/kota, dalam mewujudkan target yang sudah dicanangkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Angka ini sebenarnya datang dari Bappenas," ujar mantan Wakil Menteri BUMN ini.

Lalu pada 2026, realisasi investasinya ditargetkan mencapai 2.280 triliun. Pada 2027, 2.680 triliun, pada 2028, 3.116 triliun, pada 2029, 3.544 trilun. Khusus di tahun ini, dari Januari-September 2024, realisasi investasi telah mencapai 76 persen atau 1.261,43 triliun.

"Di mana kontribusi Jawa dan luar Jawa, hampir sama, 50 persen, dan yang paling penting penyerapan tenaga kerjanya mencapai 1.875.214 orang, karena yang pertama adalah penciptaan lapangan kerja, juga kesinambungan," ujar Rosan.

Dalam paparannya, terlihat realisasi investasi di Jawa (periode Januari - September 2024) menyentuh angka Rp 626,43 triliun (49,66 persen). Lalu realisasi investasi di luar Jawa selama periode serupa, Rp 635 triliun (50,34 persen).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement