Selasa 05 Nov 2024 15:46 WIB

Konsumsi Rumah Tangga pada Kuartal III 2024 Tumbuh Melambat, Begini Penjelasan BPS 

Pada kuartal III, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung mengamati produk fashion di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024). BPS mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh melambat.
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung mengamati produk fashion di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024). BPS mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh melambat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya pertumbuhan yang melambat pada konsumsi rumah tangga, berdasarkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024. Angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga turun tipis pada kuartal III 2024, sehingga BPS menyampaikan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga.

“Kalau kita bandingkan dengan kuartal II 2024, pertumbuhan konsumsi rumah adalah 4,93 persen secara yoy, sedangkan kuartal III 2024 pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,91 persen, ini tipis melambatnya, hanya 0,02 persen,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (5/11/2024).

Baca Juga

Menurut penuturan Amalia, secara kuartalan, beberapa komponen pada konsumsi rumah tangga yang relatif mengalami perlambatan pertumbuhan antara lain adalah kelompok pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan. Selain itu juga, perumahan dan kelengkapan rumah tangga serta kesehatan dan pendidikan. 

Sementara itu secara yoy, komponen konsumsi rumah tangga yang mengalami perlambatan pertumbuhan adalah antara lain sektor perumahan dan perlengkapan rumah tangga,  transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel. 

Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III 2024 dinilai karena faktor musiman di tiap tahunnya. Yang mana, pada kuartal II 2024 kerapkali konsumsi rumah tangga tinggi karena faktor adanya event-event besar seperti Hari Raya ataupun Hari Libur Nasional. 

Menurut catatannya, misalnya pada kuartal III 2024, sektor transportasi dan komunikasi, tercatat tumbuh 6,54 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan pada kuartal II 2024 sebesar 6,84 persen. 

Kemudian untuk konsumsi restoran dan hotel pada kuartal II 2024 tercatat tumbuh 6,8 persen, sedangkan pada kuartal III 2024 hanya tumbuh sebesar 6,61 persen. 

“Jadi catatannya, kenapa sedikit lebih lambat, karena memang di kuartal II 2024 terjadi puncak konsumsi masyarakat, pasti terkait Iduladha, Idul Fitri, ini meningkatkan transportasi komunikasi, dan juga konsumsi pada restoran dan hotel,” tegasnya. 

“Namun, untuk konsumsi makanan dan minuman selain restoran di kuartal III 2024 relatif lebih cepat tumbuhnya dibandingkan kuartal II 2024. Begitu juga dengan pakaian alas kaki dan jasa perawatan tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya,” lanjutnya.

Amalia menekankan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB). Dijelaskan bahwa dari sisi pengeluaran, pada kuartal III 2024 seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif.

"Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 53,08 persen, komponen ini tumbuh 4,91 persen yang menunjukkan masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat,” kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement