Rabu 21 Aug 2024 16:49 WIB

BI Belum Berani Turunkan Suku Bunga, Perry Warjiyo: Tunggu Bunga The Fed Turun

BI tidak ingin mengawali penurunan suku bunga sebelum The Fed.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Tangkapan Layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan Layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga (BI Rate) pada Agustus 2024, meskipun inflasi terjaga rendah. Bos BI mengatakan bahwa belum diturunkannya suku bunga BI karena masih menunggu bank sentral Amerika Serikat (the Fed) menurunkan suku bunga atau Fed Funds Rate (FFR) yang diperkirakan terjadi pada kuartal IV 2024.

“Ruang penurunan BI rate itu terbuka, yang kami tunggu adalah kondisi global. Kondisi global itu adalah satu kejelasan FFR, kedua tentu saja bagaimana implikasi kepada suku bunga US Treasury baik yang 2 tahun ataupun 10 tahun, ketiga adalah kecenderungan mata uang dolar,” kata Gubernu BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2024 di Kompleks BI, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga

Perry menjelaskan, untuk prediksi penurunan FFR, BI melihat itu akan terjadi pada akhir tahun 2024. Sehingga dengan kata lain, BI tidak ingin mengawali penurunan suku bunga sebelum The Fed terlebih dahulu.

“Dari hasil bacaan kami, melihat ekonomi AS (melambat), statement FOMC, dan ekspektasi pasar, kami dalam dua hari ini mendiskusikan bahwa baseline dengan probabilitas 75 persen ke atas FFR akan turun dua kali tahun ini, yaitu September dan kalau tidak November atau Desember, masing-masing 25 bps,” jelasnya.

Perry menuturkan, pertimbangan mengenai faktor FFR sudah jelas, sedangkan faktor US Treasury masih ditelaah. Dia menyebut, penurunan FFR akan banyak lebih berpengaruh pada penurunan suku bunga US Treasury note 2 tahun, sedangkan US Treasury 10 tahun berpengaruh tapi tidak selalu one to one karena ada hubungannya dengan pembiayaan defisit fiskal di AS.

“US Treasury note 10 tahun memang sekarang sudah mulai turun ke 3,9 persen, tapi ke depan penurunannya tidak akan besar, hanya akan turun ke 3,8 pada kuartal I dan kuartal II juga 3,8, dan mungkin baru ke 3,7 atau 3,6 di kuartal III dan kuartal IV tahun depan, jadi US Treasury 10 tahun sama, sementara note 2 tahun terus turun mengikuti FFR,” terangnya.

Kemudian, faktor ketiga adalah kondisi mata uang dolar yang mengalami pelemahan. Kondisi itu menjadi pertimbangan pula bagi BI untuk memutuskan menahan suku bunga bulan ini.

“Sekarang memang terjadi pelemahan dolar terhadap berbagai mata uang dunia. Pelemahan dolar dipengaruhi FFR, US Treasury, tetapi juga geopolitik Pilpres di sana (AS). Tapi kami melihat dolar juga cenderung melemah kami lihat,” tuturnya.

Lebih lanjut, Perry menekankan bahwa penurunan suku bunga BI rate kemungkinan bakal diturunkan pada kuartal IV 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement