Jumat 22 Aug 2025 11:36 WIB

UMKM Joglo Ayu Tenan Raup Cuan dan Berdayakan Artisan dari Kerajinan Tangan

Dari jastip hingga workshop jewellery, Yayuk Sukardan bawa UMKM ke panggung global.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Founder Joglo Ayu Tenan, Yayuk Sukardan tengah menjelaskan tentang perkembangan bisnis UMKM Jogjo Ayu Tenan, salah satu UMKM Binaan Bank Indonesia (BI) di kawasan Sleman, Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).
Foto: Republika/Eva Rianti
Founder Joglo Ayu Tenan, Yayuk Sukardan tengah menjelaskan tentang perkembangan bisnis UMKM Jogjo Ayu Tenan, salah satu UMKM Binaan Bank Indonesia (BI) di kawasan Sleman, Yogyakarta, Kamis (21/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Selama satu dekade, Joglo Ayu Tenan, salah satu UMKM yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta lahir dan bertumbuh. Berfokus pada produk-produk kerajinan tangan atau kriya, kini Joglo Ayu Tenan mampu meraup banyak cuan, sekaligus mengembangkan komunitas artisan di ‘Kota Pelajar’.

Founder Joglo Ayu Tenan Yayuk Sukardan bercerita, ia membangun UMKM tersebut pada sekira tahun 2015. Cerita awalnya, perempuan dengan basic pekerjaan sebagai apoteker tersebut mulanya mesti mengikuti sang suami yang kerap pindah tugas di luar Pulau Jawa, lantas pada masa-masa itu Yayuk kerap mendapatkan banyak pesanan jastip (jasa titip) berbagai produk asal Yogyakarta, termasuk handicraft. Dari situlah ia tertarik untuk memproduksi barang kerajinan tangan.  

Baca Juga

“Setelah kami pindah ke Jawa, rasanya ada satu perubahan minat saya dari bekerja di kantoran menjadi artisan,” ungkap Yayuk saat ditemui di rumah produksi Joglo Ayu Tenan di Pogung Baru, Mlati, Sleman, Yogyakarta, Kamis (21/8/2025). 

Seiring berjalannya waktu, Yayuk mengatakan, Pemerintah Yogyakarta kerap memberikan dukungan bagi UMKM, khususnya UMKM di sektor kriya/handicraft. Dari dukungan itu, Yayuk bersama sejumlah temannya membangun suatu Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta (APPY). Komunitas pun kian terbangun, Joglo Ayu Tenan makin tenar. 

Terlebih, lanjut Yayuk, lokasi makerspace Joglo Ayu Tenar sangat strategis di sekitar lingkungan kampus. Misalnya, jaraknya dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) hanya sekira 1 kilometer (km) dan sekira 4 km dari Universitas Islam Indonesia (UII).

“Saya rasa kami diuntungkan dengan lokasi sehingga bisa langsung mengakses beberapa kegiatan di pameran maupun pelatihan di Yogyakarta. Promosinya juga sangat bagus di Yogyakarta, sehingga kami dapat market dan dapat demand juga,” tuturnya. 

Namun, seiring dengan itu, Yayuk mengungkapkan adanya persoalan sumber daya manusia (SDM) atau perajin yang masih minim. Ia menyebut, perajin masih terbatas karena 100 persen produk merupakan handmade. Sehingga Yayuk menuturkan terus mengajak lebih banyak orang untuk bersama-sama dalam menghasilkan produk handicraft.

“Dan ternyata belakangan saya menemukan bahwa passion saya tidak membuat (produk handycraft) tetapi mengajar dan memfasilitasi pelajar-pelajar. Dan ternyata pada 2017 saya mendapat Australian Award untuk Jewellery Design di Brisbane bersama para artisan di seluruh Indonesia,” cerita Yayuk. 

Dari program tersebut, Yayuk mengajukan proyek Joglo Ayu Tenan menjadi tourist destination experience. Sehingga makerspace UMKM tersebut yang berada di Mlati, Sleman terbuka untuk siapa saja menikmati belajar membuat suatu hasil karya handmade

“Jadi ada belajar dan ada mengajar. Kami atur ada beberapa workshop pembuatan jewellery di sini. Ternyata dengan kami mengajar, itu membuat banyak orang ikut men-support kami,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement